Kemajuan teknologi transportasi telah menghadirkan kenyamanan bagi perjalanan manusia. Namun, di berbagai belahan dunia, masih terdapat sejumlah jalur yang menyimpan bahaya luar biasa. Bukan sekadar jalan penghubung, jalur-jalur ini menjadi tantangan ekstrem, bahkan mematikan bagi siapa pun yang melintasinya.
Kondisi medan yang sulit, cuaca ekstrem yang tak terduga, dan minimnya fasilitas keselamatan menjadi faktor utama. Berikut ini tiga jalan paling berbahaya di dunia yang kisahnya akan membuat Anda tercengang.
Jalan Kematian di Bolivia: Yungas Road
Yungas Road, atau yang lebih dikenal sebagai “Jalan Kematian”, terletak di Pegunungan Andes, Bolivia. Jalan sepanjang 60 kilometer ini dibangun di lereng curam dan sempit.
Tanpa pagar pembatas di sisi jurang yang menganga, Yungas Road menjadi salah satu jalur paling mematikan di dunia. Cuaca yang sering berubah drastis, berupa kabut tebal, hujan deras, dan tanah longsor, menambah tingkat bahaya.
Sebelum pertengahan 1990-an, jalan ini memakan korban sekitar 300 nyawa setiap tahunnya. Reputasi mengerikannya justru menarik minat wisatawan ekstrem.
Lebih dari 25.000 petualang bersepeda menuruni jalan ini setiap tahunnya. Yungas Road menjadi tantangan adrenalin tersendiri bagi para pencari sensasi.
Siberian Youth Road Menuju Yakutsk, Rusia
Siberian Youth Road menuju Yakutsk di Rusia membentang sepanjang 1.868 kilometer. Jalan ini merupakan salah satu rute paling menantang di dunia.
Yakutsk dikenal sebagai kota dengan suhu musim dingin terdingin di bumi, mencapai minus 50 derajat Celcius. Jalanan menjadi lapisan es licin, menyebabkan kendaraan mudah tergelincir dan terperangkap.
Ancaman tidak hanya muncul saat musim dingin. Musim panas menghadirkan tantangan lain, yaitu medan lumpur dalam dan penuh kerikil tajam.
Tanah yang mencair membentuk genangan yang dapat menelan kendaraan berat. Perjalanan di rute ini menguji ketahanan fisik dan mental pengemudi.
Guoliang Tunnel Road, China: Terowongan yang Diukir dengan Tangan
Guoliang Tunnel Road di Provinsi Henan, China, merupakan bukti keuletan manusia menghadapi keterisolasian. Jalan terowongan sepanjang 1,2 kilometer ini diukir secara manual pada tahun 1970-an.
Penduduk desa Guoliang menggunakan alat sederhana dan dinamit untuk mengukir jalan di lereng Pegunungan Taihang. Kini, jalan ini menjadi ikon wisata karena pemandangannya yang menakjubkan.
Namun, lebar jalan yang hanya cukup untuk satu mobil, sisi terbuka langsung ke jurang, dan tikungan tajam tetap menjadi ancaman. Potensi longsor saat musim hujan semakin menambah tingkat bahaya.
Ketiga jalan ini menunjukkan bagaimana manusia menghadapi tantangan geografis dan cuaca ekstrem. Di satu sisi, mereka menawarkan keindahan dan pengalaman tak terlupakan. Namun, risiko yang dihadapi sangat besar, bahkan mengancam nyawa.
Keberadaan jalan-jalan ekstrem ini juga menyoroti pentingnya infrastruktur yang memadai dan kesadaran akan keselamatan bagi para pengendara. Meskipun daya tarik petualangan mungkin kuat, keselamatan selalu harus diprioritaskan.