Tegangnya hubungan Iran dan Amerika Serikat (AS) mencapai puncaknya setelah serangan AS ke fasilitas nuklir Iran. Sebagai respons, parlemen Iran menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz, jalur pelayaran vital bagi ekspor minyak global. Keputusan ini diumumkan oleh Mayor Jenderal Esmaeli Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, melalui siaran televisi negara.
Penutupan Selat Hormuz berpotensi memicu krisis energi global dan dampak ekonomi yang signifikan. Langkah ini merupakan salah satu ancaman strategis Iran yang paling efektif terhadap negara-negara Barat.
Parlemen Iran Setujui Penutupan Selat Hormuz
Parlemen Iran telah secara resmi menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz. Keputusan ini diambil sebagai balasan atas serangan militer AS ke fasilitas nuklir Iran pada Minggu, 23 Juni 2025.
Namun, keputusan final masih menunggu persetujuan dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, yang dipimpin oleh perwakilan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Dampak Potensial Penutupan Selat Hormuz bagi Ekonomi Global
Selat Hormuz merupakan jalur pelayaran strategis yang dilalui hampir 25 persen pengiriman minyak dunia. Penutupan selat ini akan berdampak sangat besar pada pasokan energi global.
Para ahli memprediksi lonjakan harga minyak hingga 3-5 dolar AS per barel. Jika Iran melakukan aksi balasan lebih lanjut yang mengganggu distribusi minyak, harga bisa melonjak lebih drastis.
Ancaman serangan siber atau sabotase juga menjadi kekhawatiran. Iran mungkin menggunakan taktik tak konvensional sebagai bagian dari strategi balasan.
Konflik Iran-Israel Memanas Pasca Serangan AS
Serangan AS ke fasilitas nuklir Iran terjadi di tengah konflik yang semakin memanas antara Iran dan Israel. Presiden Donald Trump mengumumkan serangan tersebut pada Minggu pagi.
Konflik Iran-Israel telah berlangsung sejak Jumat, 13 Juni 2025, dengan korban jiwa di kedua belah pihak. Israel melaporkan puluhan tewas dan ratusan luka-luka akibat serangan rudal Iran.
Sementara itu, otoritas Iran melaporkan angka korban tewas mencapai 430 orang dan lebih dari 3.500 luka-luka akibat serangan balasan Israel.
Ketegangan ini meningkat risiko eskalasi konflik di wilayah tersebut. Armada Kelima Angkatan Laut AS yang berbasis di Teluk Persia juga terdampak langsung oleh situasi ini.
Pertamina Pastikan Stok BBM dan Minyak Mentah Aman
Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, Pertamina memastikan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional aman.
Pertamina Patra Niaga, anak usaha Pertamina, menyatakan stok BBM dalam kondisi aman. Hal serupa disampaikan oleh Vice President Corporate Communication Pertamina terkait stok minyak mentah.
Meskipun demikian, Pertamina terus memantau situasi dan menyesuaikan strategi untuk menjaga keamanan energi nasional.
Situasi di Timur Tengah tetap rawan. Ancaman penutupan Selat Hormuz dan konflik Iran-Israel berpotensi memicu krisis global yang berdampak luas pada ekonomi dan keamanan dunia. Perkembangan situasi ini perlu dipantau secara ketat.