Mantan Menteri Pendidikan dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, Ph.D., baru-baru ini kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kunjungannya yang istimewa ini ditandai dengan penyelenggaraan Kuliah Umum di Universitas Kuningan (Uniku).
Ribuan mahasiswa Uniku antusias menyambut kehadiran Anies Baswedan di Gedung Student Iman Center Kampus 1 pada Jumat, 23 Mei 2025. Acara ini bukan sekadar kuliah umum biasa, melainkan sebuah reuni penuh makna bagi civitas akademika Uniku.
Pulang Kampung, Anies Baswedan Berbagi Ilmu di Uniku
Rektor Uniku, Prof. Dr. H. Dikdik Harjadi, menyampaikan sambutan hangat yang menggambarkan kedatangan Anies Baswedan sebagai “Pak Anies pulang ke rumahnya sendiri”.
Hubungan erat Anies dengan Uniku memang sudah terjalin lama. Beliau pernah menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Kampus, dan Ibunda beliau masih aktif sebagai Dewan Pertimbangan Uniku hingga saat ini.
Krisis Iklim: Tantangan Global yang Membutuhkan Kepemimpinan Transformatif
Dalam Kuliah Umum bertema “Dari Degradasi ke Regenerasi: Kepemimpinan untuk Masa Depan Bumi yang Lebih Baik”, Anies Baswedan memaparkan secara komprehensif isu krusial krisis iklim global dan dampaknya bagi Indonesia.
Anies menyajikan data mengejutkan. Tahun 2023 tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah manusia, dengan kenaikan suhu global mencapai +1.17°C. Lebih dari 3,6 miliar orang hidup di area rawan bencana akibat perubahan iklim, dan 40% populasi dunia kekurangan air bersih.
Indonesia, sebagai negara kepulauan, sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Data BNPB 2024 mencatat 3.472 kejadian bencana alam, 99,34% di antaranya terkait iklim, terutama banjir. Bencana-bencana ini telah berdampak pada lebih dari 8 juta warga Indonesia.
Lima Prinsip Kepemimpinan untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
Anies Baswedan kemudian memaparkan lima prinsip kepemimpinan yang diyakininya penting untuk membangun masa depan yang berkelanjutan:
- Memikirkan hak lintas generasi: Memastikan kebijakan saat ini tidak membebani generasi mendatang.
- Inovasi demi keberlanjutan ekosistem: Mengembangkan inovasi yang ramah lingkungan.
- Mengutamakan keadilan bagi mereka yang rentan: Memberikan perhatian khusus pada kelompok rentan terhadap dampak perubahan iklim.
- Membangun dengan kolaborasi: Kerjasama antar pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting.
- Konsistensi dan transparansi dalam menjalankan kebijakan: Keterbukaan informasi dan akuntabilitas penting untuk membangun kepercayaan.
Anies mencontohkan berbagai program di Jakarta, seperti pembangunan Sekolah Negeri Net Zero, penyediaan transportasi ramah lingkungan, revitalisasi taman, dan program keadilan sosial-ekologis.
Kolaborasi masyarakat dalam penanaman pohon, pengelolaan sampah, dan pembangunan biopori juga sangat penting. Transparansi melalui kanal informasi publik seperti JakLapor, membangun kepercayaan publik.
Anies menekankan regenerasi kota dimulai dari kepemimpinan yang berani, berpihak pada rakyat dan berkolaborasi. Kuliah umum ini diharapkan menginspirasi mahasiswa Uniku dan masyarakat untuk berkontribusi pada masa depan bumi yang lebih baik.
Kuliah umum ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang krisis iklim, tetapi juga menawarkan kerangka kepemimpinan yang transformatif dan relevan bagi generasi muda Indonesia dalam menghadapi tantangan lingkungan global dan lokal di masa depan. Harapannya, para mahasiswa dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip kepemimpinan yang diuraikan untuk berkontribusi dalam pembangunan yang berkelanjutan.