Populasi badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), salah satu satwa paling langka di dunia, tengah menghadapi tantangan serius. Penurunan keragaman genetik mengancam keberlangsungan spesies ini. Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melakukan upaya konservasi intensif, salah satunya dengan melakukan translokasi beberapa individu badak Jawa ke pusat penangkaran.
Translokasi ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan peluang keberhasilan program pengembangbiakan dan menjaga kelangsungan hidup badak Jawa di masa mendatang. Proses ini melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI AL, Yayasan Badak Indonesia (YABI), dan mitra konservasi lainnya.
Translokasi Badak Jawa: Upaya Perkuat Ketahanan Genetik
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, menjelaskan pentingnya translokasi badak Jawa ke Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA).
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan keanekaragaman genetik populasi badak Jawa. Penurunan varietas genetik di alam meningkatkan risiko inbreeding dan melemahkan ketahanan genetik populasi.
Translokasi direncanakan dari habitat alami badak Jawa di Semenanjung Ujung Kulon menuju JRSCA di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang, yang masih berada dalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon. Jarak tempuh sekitar 14 kilometer, melintasi laut.
Simulasi Transportasi Laut: Menjamin Keselamatan Badak Jawa
Proses translokasi badak Jawa membutuhkan perencanaan yang matang dan teliti, terutama karena melibatkan transportasi laut.
Untuk memastikan keamanan dan keselamatan badak Jawa selama proses translokasi, Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Yonkapa) 1 Marinir melakukan simulasi penggunaan Ranpur Kapa K-61 di Jakarta.
Simulasi ini difokuskan pada pengujian kemampuan angkut kandang badak Jawa melintasi laut. Hal ini penting mengingat jarak tempuh lintas laut yang cukup panjang.
Komandan Yonkapa 1 Marinir, Mayor (Mar) Bayhaky C. Chipta, menekankan pentingnya kesiapsiagaan TNI AL dalam mendukung evakuasi satwa liar. Kesiapsiagaan ini tidak hanya untuk program konservasi, tetapi juga untuk menghadapi bencana alam.
Kandang Khusus dan Ranpur K-61: Solusi Transportasi Aman dan Nyaman
Ranpur K-61 diuji kemampuannya dalam membawa kandang transportasi khusus badak Jawa. Aspek keselamatan, kestabilan, dan efisiensi mobilisasi di laut maupun darat menjadi fokus utama.
Kandang transportasi dirancang khusus untuk kenyamanan dan keamanan satwa. Dilengkapi sistem ventilasi dan penyangga untuk meminimalisir guncangan selama perjalanan.
Berat kandang sekitar 1 ton, sementara berat badak Jawa yang disimulasikan mencapai 1,6 ton. Simulasi ini membuktikan bahwa Ranpur Kapa K-61 mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa Ranpur Kapa K-61 sangat layak digunakan untuk translokasi badak Jawa. Hal ini membuka harapan baru dalam upaya konservasi spesies langka ini di habitat yang lebih aman dan terkontrol.
Upaya konservasi badak Jawa ini menunjukkan komitmen pemerintah dan berbagai pihak dalam melindungi satwa langka tersebut. Kolaborasi lintas sektor dan teknologi yang tepat menjadi kunci keberhasilan upaya pelestarian ini. Semoga langkah ini dapat berkontribusi signifikan dalam meningkatkan populasi dan menjaga kelestarian badak Jawa untuk generasi mendatang.