Tren camilan nitrogen atau ciki ngebul tengah populer, terutama di kalangan anak-anak. Sensasi dingin dan asap yang keluar saat dikonsumsi menjadi daya tariknya. Namun, keamanan camilan ini sering dipertanyakan. Apakah benar ciki ngebul berisiko menyebabkan luka bakar?
Nitrogen cair, sumber asap pada ciki ngebul, memiliki suhu sangat rendah. Kontak langsung dengan kulit dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius. Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan imbauan mengenai bahaya konsumsi camilan ini.
Camilan Nitrogen: Risiko Luka Bakar yang Nyata
Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Pengawasan Terhadap Penggunaan Nitrogen Cair pada Produk Pangan Siap Saji. Surat edaran tersebut menjelaskan bahwa penggunaan nitrogen cair yang berlebihan dapat menyebabkan radang dingin dan luka bakar.
Kontak langsung dan dalam waktu lama dengan suhu ekstrem nitrogen cair dapat merusak jaringan kulit. Kondisi ini terjadi karena suhu yang sangat rendah.
Dokter spesialis penyakit dalam Brawijaya Hospital, dr. Rizka Novita Indriani, Sp.PD, membenarkan hal tersebut. Beliau menjelaskan bahwa luka bakar dapat disebabkan oleh suhu rendah maupun tinggi.
“Luka bakar bukan hanya disebabkan suhu tinggi, suhu rendah juga bisa merusak jaringan tubuh. Jadi, benar bahwa nitrogen cair bisa menyebabkan luka bakar jika kontak langsung terjadi,” ujar dr. Rizka kepada detikcom.
Kontak langsung dengan nitrogen cair saat mengangkat makanan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Tingkat keparahan luka bakar serupa dengan luka bakar akibat api.
“Lukanya sama seperti luka bakar api, derajatnya pun sama. Bisa melepuh, tergantung pada lapisan jaringan kulit yang hilang,” tambah dr. Rizka.
Bahaya Kesehatan Lain di Balik Sensasi Ciki Ngebul
Selain luka bakar, bahaya lain mengintai dari konsumsi ciki ngebul yang tidak sesuai prosedur. Menurut Surat Edaran Kemenkes, penggunaan nitrogen cair yang tidak sesuai SOP dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
Salah satunya adalah kesulitan bernapas. Menghirup terlalu banyak uap dari makanan yang diproses dengan nitrogen cair dapat mengakibatkan kesulitan bernapas yang cukup parah.
Selain itu, terdapat risiko rasa terbakar di tenggorokan. Konsumsi nitrogen cair yang tidak tepat juga berpotensi merusak organ tubuh secara internal.
Meskipun nitrogen cair bukan material mudah terbakar, risiko tetap ada. Suhu ekstremnya dapat menyebabkan *cold burn* atau *frostbite*, efeknya serupa dengan luka bakar.
Oleh karena itu, penting untuk waspada dan bijak dalam mengonsumsi camilan ini. Selalu perhatikan proses pengolahan dan pastikan produsen memenuhi standar keamanan yang berlaku.
Pertolongan Pertama untuk Luka Bakar Akibat Nitrogen Cair
Dokter spesialis penyakit dalam, dr. I Gusti Nyoman Darmaputra, SpDVE, menjelaskan pertolongan pertama untuk *cold burn* akibat nitrogen cair.
Penanganan pertama adalah dengan menghangatkan area yang terkena. Caranya dengan menggunakan air bersuhu 37-39 derajat Celcius.
Hindari penggunaan air dengan suhu lebih tinggi untuk mencegah cedera termal. Segera cari pertolongan medis jika luka cukup parah.
Kesimpulannya, meski ciki ngebul menawarkan sensasi unik, risiko kesehatan yang ditimbulkan cukup serius. Kewaspadaan dan pengetahuan mengenai bahaya nitrogen cair sangat penting untuk melindungi diri dan keluarga dari potensi cedera.
Konsumen perlu lebih selektif dalam memilih camilan dan produsen perlu lebih bertanggung jawab dalam memproses makanan yang menggunakan nitrogen cair, dengan selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan konsumen.