Eskalasi konflik antara Iran dan Israel telah mendorong Pemerintah Indonesia untuk mempersiapkan pemulangan ratusan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran. Menko Polkam Budi Gunawan memimpin rapat koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk memastikan rencana evakuasi berjalan lancar dan aman.
Pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah strategis, termasuk rencana kontinjensi untuk evakuasi darat menuju Baku, Azerbaijan. Proses pemulangan WNI diprioritaskan dan dipantau secara ketat oleh pemerintah.
Rencana Evakuasi WNI dari Iran
Tahap pertama evakuasi akan dimulai pada 20 Juni 2025, dengan 115 WNI diberangkatkan dari Teheran menuju Baku menggunakan empat bus. Proses pemulangan ini melibatkan koordinasi antara Kementerian Luar Negeri, TNI, BIN, Kemenko PMK, dan Kementerian Dalam Negeri.
Menko Polkam Budi Gunawan memastikan pemerintah akan terus memantau situasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjamin keselamatan WNI di Iran. Komunikasi dan jalur bantuan darurat telah dibuka untuk membantu para WNI.
Pemerintah mengimbau seluruh WNI di Iran untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari perwakilan RI di sana. Mereka juga diminta untuk segera melapor jika membutuhkan bantuan.
Latar Belakang Konflik Iran dan Israel
Konflik antara Israel dan Iran meningkat tajam sejak Jumat, 13 Juni 2025. Serangan yang dilakukan oleh kedua negara telah menyebabkan korban jiwa di kedua belah pihak.
Israel melancarkan serangan ke situs-situs nuklir dan militer Iran, yang kemudian dibalas dengan serangan udara oleh Iran ke wilayah Israel. Korban jiwa terus bertambah hingga mencapai ratusan orang.
Laporan dari Anadolu menyebutkan bahwa Kementerian Kesehatan Iran mencatat 224 korban jiwa hingga Minggu, 15 Juni 2025. Sementara itu, Al Jazeera melaporkan bahwa Israel mencatat 24 kematian akibat serangan balasan Iran.
Operasi Rising Lion
Sebelum serangan dimulai, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengimbau warga di Distrik 18 Teheran untuk mengungsi. Distrik ini dikenal sebagai kawasan yang mencakup bangunan militer dan permukiman penduduk.
Serangan Israel yang diberi kode Operasi Rising Lion, menargetkan infrastruktur penting di Iran, termasuk fasilitas nuklir Natanz. Serangan ini menyebabkan kerusakan signifikan.
Serangan Terhadap Fasilitas Nuklir Natanz
Serangan pertama dilaporkan terjadi di Teheran sekitar pukul 03.30 waktu setempat pada Jumat, 13 Juni 2025. Wilayah permukiman di ibu kota juga terkena dampak serangan tersebut.
Fasilitas nuklir Natanz, yang terletak sekitar 225 km di selatan Teheran, menjadi salah satu target utama serangan Israel. IDF mengklaim serangan tersebut menyebabkan kerusakan besar pada fasilitas tersebut.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Operasi Rising Lion bertujuan untuk melumpuhkan “jantung” program nuklir Iran. Ia mengklaim Iran berpotensi memproduksi senjata nuklir dalam waktu dekat.
Iran sendiri selalu bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai. Klaim ini terus dibantah oleh Israel dan negara-negara Barat.
Situasi di Iran dan Israel masih sangat tegang. Pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk melindungi dan mengevakuasi WNI yang berada di zona konflik. Semoga upaya evakuasi berjalan lancar dan semua WNI dapat kembali ke tanah air dengan selamat.
Ketegangan geopolitik ini menyoroti pentingnya diplomasi dan penyelesaian damai dalam menghadapi konflik internasional. Peristiwa ini juga menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan pemerintah dalam melindungi warganya di luar negeri.