Mantan bintang muda Timnas Indonesia, Evan Dimas Darmono, kini memilih jalan yang berbeda dari hingar-bingar kompetisi sepak bola profesional. Setelah lama absen dari lapangan hijau, ia menemukan passion barunya sebagai pelatih di sebuah sekolah sepak bola (SSB) di Tulungagung, Jawa Timur. Keputusan ini diambilnya setelah beberapa waktu lalu sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial karena perubahan penampilannya.
Meskipun sejumlah klub Liga 1 masih meliriknya, Evan Dimas menegaskan fokusnya saat ini tertuju pada pengembangan bakat-bakat muda di SSB Saraswati. Ia menikmati peran barunya sebagai mentor dan berbagi pengalamannya kepada para pemain muda.
Karier Baru Evan Dimas: Dari Lapangan Hijau Menuju Lahan Pembinaan
Evan Dimas, yang pernah membela Timnas Indonesia di berbagai level usia, termasuk juara Piala AFF U-19 2013, kini lebih memilih berkontribusi dalam pengembangan sepak bola dari akar rumput. Ia mendedikasikan waktunya untuk melatih anak-anak di SSB Saraswati, Tulungagung.
Lokasi SSB ini berada di bawah naungan Sanggar Saraswati Nuswantara, sebuah tempat yang juga menaungi kegiatan seni, budaya, dan sosial kemasyarakatan di Dusun Majan, Desa Mojoarum, Kecamatan Gondang, Tulungagung.
Fokus Melatih, Tolak Tawaran Klub Liga 1
Meskipun beberapa klub Liga 1 telah menghubunginya untuk kembali berkompetisi, Evan Dimas masih menolak tawaran tersebut. Ia mengaku lebih nyaman dan fokus pada perannya sebagai pelatih muda.
Pemain berusia 30 tahun ini menekankan bahwa ia sedang menikmati fase baru dalam hidupnya, yaitu berkontribusi dalam membina pemain muda dan menanamkan nilai-nilai kehidupan melalui sepak bola.
Menanamkan Nilai Lebih dari Sekadar Teknik Bermain
Di SSB Saraswati, Evan Dimas tidak hanya mengajarkan teknik dan strategi bermain sepak bola. Ia juga menekankan pentingnya membangun karakter, nilai kebersamaan, dan sportivitas kepada anak didiknya.
Dengan bekal lisensi kepelatihan C yang dimilikinya, Evan Dimas secara aktif mengaplikasikan ilmunya dan pengalamannya sebagai pemain profesional untuk membentuk generasi penerus sepak bola Indonesia yang berkualitas.
Ia berharap dapat memberikan dampak positif yang lebih luas, tak hanya mencetak pemain berbakat, tetapi juga membentuk pribadi yang tangguh dan berkarakter.
Perubahan fisik Evan Dimas yang sempat menjadi sorotan publik juga ia anggap sebagai bagian dari proses penyesuaian diri dan fokus pada karier barunya. Ia menegaskan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan tengah menjalani program untuk meningkatkan kondisi fisiknya.
Kisah Evan Dimas ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, bahwa sukses tidak hanya diukur dari pencapaian di level profesional, tetapi juga dari kontribusi dalam membina generasi penerus dan berbagi ilmu pengetahuan. Dedikasi dan semangatnya yang tak pernah padam patut diapresiasi.
Dari lapangan hijau menuju lapangan pembinaan, Evan Dimas Darmono telah membuktikan bahwa semangat dan dedikasinya terhadap sepak bola tetap menyala. Ia memilih untuk menebar pengaruhnya dengan cara yang lebih berdampak luas, yaitu melalui pengembangan bakat-bakat muda di daerahnya.