Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada sesi pertama perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (23/6/2025). Penurunan ini menandai awal pekan yang kurang menguntungkan bagi investor di pasar saham domestik. Kondisi ini mencerminkan sentimen pasar yang masih dibayangi oleh beberapa faktor global dan domestik.
IHSG berakhir di posisi 6.789,71, melemah 117 poin atau 1,70 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di level 6.907,13. Data RTI menunjukkan aktivitas perdagangan yang cukup tinggi dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,53 triliun dan volume 13,19 miliar saham.
Penurunan IHSG: Analisis Teknis dan Faktor Geopolitik
Secara teknis, Phintraco Sekuritas mencatat adanya pelebaran negative slope pada MACD dan Stochastic RSI berada di area oversold. Indikasi ini menunjukkan potensi pergerakan IHSG yang terbatas.
Analisis Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak dalam rentang 6.750 hingga 6.800 pada sesi kedua perdagangan. Prediksi ini mempertimbangkan kondisi teknikal dan sentimen pasar yang masih fluktuatif.
Peran Penutupan Selat Hormuz
Penutupan potensial Selat Hormuz oleh Iran menjadi faktor signifikan yang memengaruhi sentimen pasar. Keputusan parlemen Iran ini merupakan respons atas serangan militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran.
Amerika Serikat mendesak China untuk mencegah Iran menutup Selat Hormuz, mengingat pentingnya jalur pelayaran tersebut bagi kebutuhan minyak global. China, sebagai pembeli minyak terbesar Iran, memiliki pengaruh signifikan terhadap Teheran.
Top Losers dan Top Gainers
Beberapa saham menjadi penarik utama penurunan IHSG. Saham Bukit Asam (PTBA) mengalami penurunan signifikan sebesar 13,90 persen ke level 2.540.
Ciputra Development (CTRA) juga ikut melemah, turun 6,25 persen ke level 900. Saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) juga tertekan, turun 5,08 persen ke level 56.
Saham yang Tahan Terjun
Di tengah penurunan IHSG, beberapa saham menunjukan kinerja positif. Essa Industries Indonesia (ESSA) naik 3,01 persen ke level 685.
Amman Mineral Internasional (AMMN) juga mengalami kenaikan 1,64 persen ke level 7.750. AKR Corporindo (AKRA) menunjukan kenaikan signifikan sebesar 5,76 persen ke level 1.285.
Perbandingan Pasar Saham Regional
Pasar saham regional menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Indeks Strait Times di Singapura turun 0,39 persen (15,26 poin) ke level 3.867,36.
Shanghai Composite di China justru mengalami kenaikan 0,25 persen (8,46 poin) ke level 3.368,96. Nikkei 225 di Jepang turun 0,18 persen (70,80 poin) ke level 38.331,50, sementara Hang Seng di Hong Kong naik 0,36 persen (80,20 poin) ke level 23.610,89.
Penurunan IHSG pada sesi pertama perdagangan Senin (23/6/2025) dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk sentimen negatif akibat potensi penutupan Selat Hormuz dan kondisi teknikal pasar. Meskipun beberapa saham menunjukkan kinerja positif, penurunan signifikan pada beberapa saham unggulan memberikan tekanan pada IHSG secara keseluruhan. Perkembangan situasi geopolitik dan kondisi pasar akan terus menentukan arah pergerakan IHSG pada sesi perdagangan selanjutnya.