Ketegangan antara Iran dan Israel kembali meningkat drastis. Kali ini, fokusnya tertuju pada dugaan peretasan sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel. Munculnya video viral yang memperlihatkan rudal pencegat Iron Dome justru menghantam wilayah Israel sendiri, memicu spekulasi luas.
Kantor berita pemerintah Iran, IRNA, turut menyoroti insiden ini. Mereka menuding adanya bukti kuat bahwa Iron Dome telah diretas, sehingga menyebabkan beberapa rudal dialihkan dan menyerang target di dalam negeri Israel sendiri.
Dugaan Peretasan Iron Dome: Bukti dan Klaim yang Beredar
IRNA, dalam laporan mereka pada Selasa, 17 Juni 2025, menyatakan insiden tersebut sebagai kegagalan sistemik infrastruktur pertahanan Israel. Klaim peretasan ini diperkuat oleh video yang beredar di media sosial.
Video amatir menunjukkan beberapa rudal Iran berhasil menembus pertahanan udara Israel dengan minimnya perlawanan. Hal ini semakin menguatkan dugaan gangguan serius pada sistem Iron Dome.
Selain video, laporan dari kanal YouTube Suara Hati Sang Istri, yang dikutip Sindonews pada Minggu, 22 Juni 2025, juga memberikan informasi tambahan terkait insiden ini.
Respons Israel dan Konflik yang Memanas
Direktorat Siber Nasional Israel sebelumnya telah mengakui adanya serangan siber besar pada Senin, 16 Juni 2025. Serangan ini mengakibatkan warga sipil menerima peringatan darurat palsu melalui sistem peringatan nasional.
Peristiwa ini terjadi di tengah konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang telah berlangsung sejak Jumat sebelumnya. Kedua belah pihak saling melancarkan serangan balasan, baik serangan konvensional maupun serangan siber.
Implikasi Global dan Masa Depan Pertahanan Siber
Jika dugaan peretasan Iron Dome terbukti, ini akan menjadi pukulan telak bagi Israel. Iron Dome selama ini menjadi andalan utama mereka dalam menghadapi serangan roket dan rudal.
Kejadian ini menyoroti kerentanan teknologi militer tercanggih sekalipun terhadap serangan siber. Dunia menyaksikan betapa pentingnya keamanan siber dalam konteks pertahanan nasional.
Pertempuran yang memasuki hari kelima ini menandakan eskalasi konflik yang mengkhawatirkan. Baik serangan konvensional maupun perang siber terus terjadi, membuat situasi semakin tidak menentu.
Kesimpulannya, dugaan peretasan Iron Dome menunjukkan betapa perkembangan teknologi siber telah mengubah lanskap peperangan modern. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan sistem pertahanan negara-negara di dunia dan mendesak upaya peningkatan sistem pertahanan siber yang lebih robust dan handal.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi ancaman siber yang semakin canggih dan kompleks. Ke depannya, investasi dalam riset dan pengembangan teknologi pertahanan siber yang lebih canggih serta pelatihan sumber daya manusia yang kompeten menjadi hal yang krusial.