Beredar informasi di media sosial berupa tangkapan layar judul artikel yang menuding Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Kapolri untuk menangkap Presiden Jokowi jika tidak menunjukkan ijazah aslinya. Klaim ini telah diverifikasi dan dinyatakan hoaks oleh Kompas.com. Informasi tersebut merupakan hasil manipulasi dan tidak sesuai dengan fakta.
Latar belakang klaim ini muncul dari laporan polisi terhadap Jokowi terkait dugaan ijazah palsu. Meskipun Jokowi belum menunjukkan ijazah aslinya, kuasa hukumnya telah memberikan penjelasan.
Narasi Hoaks yang Beredar
Beberapa akun Facebook menyebarkan tangkapan layar judul artikel yang menyesatkan.
Judul artikel palsu tersebut berbunyi: “Prabowo tiba di Singapura Beri pernyataan jika Jokowi tidak berikan ijasah Aslinya perintah Kapolri tangkap dia!!!”.
Akun-akun tersebut mengklaim artikel tersebut berasal dari Antara.
Hasil Penelusuran Kompas.com
Judul artikel palsu tersebut tampak janggal. Penulisan judul yang panjang dan penggunaan huruf kapital yang tidak konsisten menjadi indikasi manipulasi.
Tim Kompas.com melakukan penelusuran di situs Antara dan tidak menemukan artikel tersebut.
Setelah penyelidikan lebih lanjut, ditemukan bahwa konten tersebut memanipulasi artikel Antara yang asli.
Artikel Antara yang asli berjudul “Prabowo tiba di Singapura disambut langsung PM Lawrence Wong,” berisi tentang kunjungan Prabowo ke Singapura dan pertemuannya dengan Perdana Menteri Lawrence Wong dan Presiden Tharman Shanmugaratnam.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Singapura dan membuka peluang kerja sama baru di berbagai bidang.
Penjelasan Lebih Lanjut Mengenai Isu Ijazah Jokowi
Isu ijazah Jokowi memang menjadi perbincangan. Namun, penting untuk memastikan informasi yang beredar berasal dari sumber yang kredibel dan terpercaya.
Yakup Hasibuan, kuasa hukum Jokowi, menjelaskan alasan ijazah Jokowi belum dipublikasikan. Alasannya, hal tersebut dikhawatirkan dapat memicu kekacauan dan menciptakan preseden buruk.
Penjelasan ini perlu dipahami dalam konteks menjaga stabilitas dan keamanan publik.
Kesimpulannya, informasi yang menyatakan Prabowo meminta Kapolri menangkap Jokowi karena tidak menunjukkan ijazah aslinya adalah hoaks. Informasi tersebut merupakan hasil manipulasi dari artikel berita Antara yang sebenarnya membahas kunjungan Prabowo ke Singapura.
Publik diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya lebih lanjut dan berhati-hati terhadap informasi yang belum terverifikasi kebenarannya. Kepercayaan publik terhadap informasi sangat penting untuk menjaga stabilitas dan mencegah penyebaran informasi menyesatkan.