Jakarta, ibu kota Indonesia, semakin populer sebagai destinasi wisata bagi warga Arab Saudi, khususnya selama musim haji. Bukan hanya sebagai tempat transit, Jakarta menawarkan pengalaman liburan yang menarik dan nyaman bagi para jamaah yang ingin beristirahat sejenak setelah menjalani ibadah di Tanah Suci.
Tren ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan dengan data peningkatan jumlah wisatawan Arab Saudi di beberapa hotel di Jakarta.
Lonjakan Wisatawan Arab Saudi di Jakarta Selama Musim Haji
General Manager Ibis Jakarta Raden Saleh, Irma Riesan, mencatat peningkatan jumlah wisatawan Arab Saudi hingga 7% selama musim haji tahun ini. Mereka umumnya datang bersama keluarga dan menghabiskan waktu 3-5 hari di Jakarta sebelum melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata lain, seperti Puncak, atau langsung kembali ke Arab Saudi.
Kedatangan mereka tercatat mulai dari bulan April, setelah Lebaran, dan berlanjut hingga menjelang akhir tahun bahkan sampai Januari. Fenomena ini sudah menjadi tren tahunan, namun tahun ini mengalami peningkatan signifikan.
Alasan Jakarta Menjadi Destinasi Favorit
Keberhasilan Jakarta menarik wisatawan Arab Saudi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kota-kota suci seperti Mekkah dan Madinah yang sangat padat selama musim haji membuat banyak warga Arab Saudi mencari destinasi alternatif yang lebih tenang dan nyaman.
Indonesia, khususnya Jakarta, menjadi pilihan karena ramah terhadap wisatawan muslim. Kemudahan beribadah dan ketersediaan kuliner halal menjadi daya tarik utama.
Berbeda dengan negara-negara lain seperti Thailand atau Vietnam, di Jakarta para wisatawan muslim dengan mudah menemukan makanan halal dan fasilitas ibadah yang memadai. Hal ini memberikan rasa nyaman dan tenang bagi para wisatawan.
Faktor Kenyamanan dan Keramahan
Selain kenyamanan beribadah dan kuliner, keramahan masyarakat Jakarta dan beragam destinasi wisata urban juga menjadi daya tarik. Para wisatawan dapat menikmati suasana kota, berbelanja di pusat perbelanjaan modern, dan mencicipi kuliner lokal yang telah disesuaikan dengan preferensi mereka.
Lokasi hotel tertentu, seperti Ibis Raden Saleh yang dekat dengan “Little Arab”, juga menjadi faktor pilihan. Fasilitas kamar mandi dengan bidet di hotel tersebut juga menjadi nilai tambah.
Libur Musim Haji: Tradisi Baru di Arab Saudi?
Fuad Ismail, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang lama tinggal di Jeddah, menjelaskan bahwa musim haji memang menjadi periode libur panjang bagi banyak warga Arab Saudi. Mereka yang tidak menunaikan ibadah haji biasanya memanfaatkan waktu libur ini untuk berlibur.
Durasi libur ini biasanya antara empat hingga lima hari, bergantung pada waktu pelaksanaan ibadah haji. Mereka bisa memilih berlibur ke kota-kota lain di dalam negeri atau ke luar negeri.
Perencanaan liburan ke luar negeri, seperti memesan tiket pesawat dan hotel, biasanya dilakukan lebih awal melalui Online Travel Agent (OTA) atau agen perjalanan. Sedangkan untuk perjalanan dalam negeri, seringkali dilakukan secara spontan.
Kesimpulannya, fenomena warga Arab Saudi yang berlibur saat musim haji telah menjadi tren yang umum, namun tetap dipengaruhi oleh kondisi ekonomi masing-masing individu. Pemerintah Arab Saudi juga memberikan libur panjang baik bagi pegawai negeri maupun swasta, termasuk juga anak sekolah.
Meningkatnya kunjungan wisatawan Arab Saudi ke Jakarta selama musim haji mencerminkan daya tarik Indonesia sebagai destinasi wisata yang ramah muslim dan menawarkan pengalaman liburan yang menyenangkan dan berkesan. Hal ini berpotensi meningkatkan perekonomian lokal dan memperkuat hubungan antar negara.