Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kesiapan negaranya untuk mengembangkan kerja sama nuklir dengan Indonesia. Kerja sama ini difokuskan pada pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai, bukan militer. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Putin dalam pertemuan bilateral dengan Presiden RI Prabowo Subianto di St. Petersburg pada 19 Juni 2025.
Rusia menawarkan berbagai bentuk kolaborasi, termasuk transfer teknologi dan pelatihan sumber daya manusia. Hal ini menunjukkan komitmen Rusia untuk membantu Indonesia dalam penguasaan teknologi nuklir yang canggih.
Kerja Sama Nuklir untuk Tujuan Damai
Putin menekankan bahwa kerja sama nuklir dengan Indonesia akan difokuskan pada aplikasi non-energi. Bidang-bidang yang diprioritaskan meliputi kesehatan, pertanian, dan pelatihan SDM.
Rusia memiliki pengalaman panjang dalam teknologi nuklir. Mereka memiliki 36 reaktor nuklir yang beroperasi dan teknologi nuklir yang sudah teruji.
Teknologi nuklir dapat diaplikasikan dalam berbagai sektor. Di bidang kesehatan, misalnya, radioterapi untuk pengobatan kanker dapat dikembangkan. Di sektor pertanian, iradiasi pangan dapat membantu memperpanjang masa simpan produk pertanian.
Pelatihan SDM juga menjadi bagian penting dari kerja sama ini. Lebih dari 500 warga Indonesia telah mengikuti pelatihan nuklir di Rusia.
Teknologi dan Pendidikan Nuklir
Rusia siap membantu Indonesia meningkatkan kapasitas SDM di bidang nuklir. Mereka menawarkan program pelatihan dan pengembangan yang komprehensif.
Kerja sama ini bukan hanya transfer teknologi, tetapi juga peningkatan kapasitas SDM. Indonesia akan mendapatkan akses ke keahlian dan pengalaman Rusia di bidang ini.
Rusia telah lama menjadi mitra penting Indonesia. Hubungan bilateral kedua negara telah terjalin selama 75 tahun.
Potensi dan Hubungan Bilateral yang Kuat
Indonesia dan Rusia memiliki hubungan bilateral yang kuat dan saling percaya. Kerja sama ini akan memperkuat hubungan tersebut di bidang teknologi canggih.
Putin menyebut Indonesia sebagai mitra kunci di kawasan Asia Pasifik. Kolaborasi ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk mengembangkan sektor-sektor strategis nasional.
Selain nuklir, kedua negara juga mendiskusikan kerja sama di sektor energi lain. Sektor minyak dan gas serta modernisasi infrastruktur energi di Indonesia juga menjadi perhatian.
Rusia menawarkan kerja sama di bidang teknologi canggih lainnya. Eksplorasi luar angkasa, *smart city*, dan kecerdasan buatan juga termasuk dalam tawaran kerja sama tersebut.
Rusia menekankan bahwa mereka tidak akan memaksakan agenda tertentu. Mereka akan menunggu inisiatif dan permintaan spesifik dari pemerintah Indonesia.
Indonesia akan menentukan bentuk, skala, dan tujuan kerja sama yang diinginkan. Hal ini memastikan bahwa kerja sama ini sesuai dengan kebutuhan dan prioritas nasional Indonesia.
Kesimpulannya, kerja sama nuklir antara Rusia dan Indonesia berpotensi besar untuk meningkatkan penguasaan teknologi nuklir di Indonesia. Dengan fokus pada pemanfaatan damai dan transfer teknologi, kerja sama ini dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional dan mendorong kemajuan di sektor-sektor strategis nasional. Langkah selanjutnya kini berada di tangan Indonesia untuk menentukan bentuk dan skala kerja sama yang diinginkan.