PSSI menggelar Kongres Biasa 2025 dengan sejumlah keputusan penting yang akan membentuk masa depan sepak bola Indonesia. Perubahan Statuta PSSI menjadi fokus utama, mengarahkan pengelolaan sepak bola nasional ke daerah-daerah.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menekankan peran vital daerah dalam pengembangan sepak bola nasional yang lebih merata. Keputusan ini menandai babak baru dalam pengelolaan persepakbolaan Indonesia.
Perubahan Statuta PSSI: Daerah sebagai Ujung Tombak
Kongres Biasa PSSI 2025 menyepakati perubahan Statuta dari tahun 2019 ke 2025. Perubahan ini menempatkan Asosiasi Provinsi (Asprov), Asosiasi Kota (Askot), dan Asosiasi Kabupaten (Askab) sebagai garda terdepan pengembangan sepak bola.
Dengan statuta baru, Asprov memiliki peran yang jauh lebih kuat dalam membangun infrastruktur dan kompetisi di daerahnya. Ketua Asprov tetap dipilih secara terbuka, dan berwenang menunjuk ketua Askot dan Askab.
Sistem ini diharapkan menciptakan sinergi yang lebih baik antara Asprov, Askot, dan Askab. Hal ini akan memudahkan koordinasi dan pelaksanaan program pengembangan sepak bola di tingkat daerah.
Erick Thohir mencontohkan tantangan koordinasi antara Asprov dan Askot yang selama ini menghambat pengembangan sepak bola daerah. Sistem baru ini diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut.
Lebih lanjut, Erick menjelaskan bagaimana sistem ini akan menjamin kesinambungan kompetisi. Liga 4 akan digelar di tingkat kota, pemenangnya akan naik ke tingkat provinsi untuk berkompetisi di Liga 3.
Fleksibelitas dalam pengelolaan kompetisi menjadi poin penting lainnya. Contohnya, klub-klub di daerah terpencil dapat bergabung dengan Asprov terdekat, meskipun secara geografis berada di provinsi lain.
Dengan sistem ini, pemerintah daerah dapat lebih mudah mengalokasikan anggaran untuk pengembangan sepak bola melalui program-program seperti Bupati Cup dan Gubernur Cup. Dana dari pusat tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pendanaan.
Prabowo Subianto sebagai Dewan Kehormatan PSSI
Kongres Biasa PSSI juga menetapkan Presiden Prabowo Subianto sebagai anggota Dewan Kehormatan PSSI. Langkah ini menunjukkan sinergi antara PSSI dan pemerintah dalam memajukan sepak bola Indonesia.
Kehadiran Prabowo Subianto diharapkan dapat memberikan arahan strategis dan dukungan bagi perkembangan sepak bola nasional. Kerjasama antara PSSI dan pemerintah dinilai krusial untuk mencapai target prestasi yang lebih tinggi.
Revisi Statuta dan Konsolidasi Nasional
PSSI akan melakukan revisi statuta berdasarkan masukan dari Asprov. Proses konsolidasi nasional akan dilakukan pada bulan Juni mendatang.
Setelah Juni, akan dilakukan *roadshow* untuk mengonsolidasikan pengembangan sepak bola nasional. PSSI menekankan pentingnya regenerasi dan antisipasi agar tidak terlena dengan prestasi sementara.
Erick Thohir mengingatkan pentingnya untuk menghindari sikap berpuas diri setelah meraih prestasi. Ia menekankan pentingnya menatap masa depan dengan strategi jangka panjang dan regenerasi pemain.
Kongres Biasa PSSI 2025 telah menghasilkan keputusan-keputusan strategis yang berfokus pada pengembangan sepak bola dari akar rumput. Dengan perubahan statuta dan sinergi yang lebih kuat antara PSSI dan pemerintah, diharapkan sepak bola Indonesia dapat mencapai kemajuan yang signifikan dan berkelanjutan.