Rupiah Menguat di Pasar Spot, Potensi Pelemahan Masih Ada
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan penguatan pada perdagangan pasar spot Jumat, 20 Juni 2025. Pada pukul 09.17 WIB, rupiah berada di level Rp 16.371 per dolar AS, menguat 34,5 poin (0,21 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.405,5 per dolar AS. Data ini bersumber dari Bloomberg.
Penguatan ini terjadi meskipun terdapat kekhawatiran potensial yang mengintai. Ancaman meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menjadi faktor yang perlu diperhatikan.
Kekhawatiran Geopolitik Membayangi Penguatan Rupiah
Ariston Tjendra, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures sekaligus pengamat pasar uang, menyatakan potensi pelemahan rupiah masih ada. Kenaikan tensi di Timur Tengah, khususnya kekhawatiran atas kemungkinan AS membantu Israel menyerang Iran, menjadi penyebab utama.
Hal ini berpotensi memicu campur tangan dari sekutu Iran, menciptakan ketidakstabilan regional yang dapat berdampak negatif pada pasar keuangan global, termasuk nilai tukar rupiah. Sentimen negatif ini dapat membayangi pergerakan rupiah di hari ini.
Tjendra memprediksi pergerakan rupiah akan berada di kisaran Rp 16.400 per dolar AS, dengan support di sekitar Rp 16.300.
Kurs Rupiah di Bank-bank Besar Indonesia
Kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada Kamis, 19 Juni 2025, mencatat rupiah di level Rp 16.378 per dolar AS. Angka ini menunjukkan pelemahan dibandingkan hari Rabu, 18 Juni 2025, yang berada di level Rp 16.319 per dolar AS.
Berikut ini kurs jual beli rupiah di beberapa bank besar di Indonesia pada hari Jumat, 20 Juni 2025:
- BRI: Jual Rp 16.398, Beli Rp 16.373
- Bank Mandiri: Jual Rp 16.375, Beli Rp 16.345
- BNI: Jual Rp 16.393, Beli Rp 16.373
- BCA: Jual Rp 16.398, Beli Rp 16.378
- CIMB Niaga: Jual Rp 16.393, Beli Rp 16.368
Perlu diingat bahwa kurs ini dapat berubah sewaktu-waktu. Selalu cek informasi terkini sebelum melakukan transaksi.
Analisis Pergerakan Rupiah dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penguatan rupiah hari ini terjadi meskipun adanya sentimen negatif dari potensi konflik di Timur Tengah. Ini menunjukkan adanya faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar.
Faktor-faktor tersebut bisa berupa arus modal asing, kondisi ekonomi domestik, dan kebijakan moneter Bank Indonesia. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami dinamika pergerakan rupiah secara komprehensif. Pemantauan perkembangan geopolitik dan ekonomi global juga sangat penting untuk memprediksi pergerakan rupiah ke depan.
Meskipun rupiah menguat hari ini, perlu diwaspadai potensi pelemahan yang masih mungkin terjadi. Situasi geopolitik yang tidak menentu dan potensi konflik di Timur Tengah tetap menjadi faktor risiko utama yang perlu diperhatikan. Pemantauan yang cermat terhadap perkembangan terkini sangat penting bagi para pelaku pasar dan investor. Ketidakpastian geopolitik tetap menjadi faktor kunci dalam menentukan arah pergerakan nilai tukar rupiah ke depannya.