Setelah kemenangan dramatis di French Open, Carlos Alcaraz menikmati liburan singkat di Ibiza sebelum kembali ke lapangan hijau. Petenis Spanyol berusia 20 tahun ini meraih gelar Grand Slam keduanya setelah pertarungan epik lima set melawan Jannik Sinner. Liburannya, meskipun singkat, memberikan kesempatan bagi Alcaraz untuk memulihkan fisik dan mental sebelum menghadapi tantangan di lapangan rumput.
Kembalinya Alcaraz ke lapangan ditandai dengan partisipasinya di HSBC Championship di Queen’s Club, London. Turnamen ATP 500 ini menjadi ajang pemanasan yang penting bagi Alcaraz sebelum memasuki musim lapangan rumput.
Liburan Singkat, Pemulihan Maksimal
Alcaraz menghabiskan tiga hari di Ibiza bersama teman-temannya. Ia mengaku liburan tersebut lebih berfokus pada pemulihan mental daripada fisik.
Meskipun menikmati waktu luang dengan berdansa, Alcaraz menekankan bahwa kegiatannya tetap terukur dan seimbang.
Ia memilih Ibiza karena teman-temannya rutin berlibur di sana. Tujuan utama liburan adalah untuk menyegarkan diri secara fisik dan mental, agar siap menghadapi tantangan musim lapangan rumput.
Menyongsong Tantangan Lapangan Rumput
Kemenangan di French Open menandai akhir periode intensif di lapangan tanah liat. Alcaraz meraih gelar di Monte Carlo dan Roma sebelum mencapai puncaknya di Roland Garros.
Ia menganggap liburan sebagai momentum yang tepat untuk beristirahat setelah periode padat tersebut. Persiapan menuju musim lapangan rumput pun menjadi prioritas utamanya.
Alcaraz memimpin lapangan di turnamen Queen’s Club, dimana ia memiliki catatan kemenangan yang impresif, 6-1. Ia akan menghadapi Alejandro Davidovich Fokina di babak pertama.
Momen Bersejarah di French Open
Pertandingan final melawan Sinner di French Open sangat menegangkan dan bersejarah bagi Alcaraz. Ia berhasil bangkit dari ketertinggalan dua set untuk meraih kemenangan.
Kemenangan ini sekaligus mempertahankan rekor sempurna Alcaraz di final Grand Slam (5-0). Ia juga menjadi petenis termuda ketiga yang mencapai lima gelar Grand Slam.
Alcaraz juga mencatatkan sejarah sebagai salah satu dari sedikit petenis yang mampu menyelamatkan setidaknya satu match point di jalan menuju gelar Grand Slam. Ia masih terkesan dengan kemenangan tersebut dan sering menonton ulang momen-momen krusial pertandingan.
Bagi Alcaraz, menjadi juara Roland Garros merupakan pencapaian yang luar biasa. Ia masih merasa takjub dan sering menonton ulang video pertandingan final tersebut.
Dengan usianya yang masih muda, Alcaraz telah menunjukkan potensi besar sebagai salah satu petenis terbaik dunia. Ia terus berjuang untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi di masa depan.
Keikutsertaannya di Queen’s Club menandai langkah awal Alcaraz dalam menaklukkan lapangan rumput. Ia bertekad untuk melanjutkan performa gemilangnya dan meraih prestasi lebih tinggi lagi.
Keberhasilan Alcaraz di French Open dan persiapannya yang matang di Queen’s Club menunjukkan komitmen dan mentalitas juara yang dimilikinya. Masa depan petenis muda berbakat ini tampaknya cerah dan penuh potensi untuk meraih lebih banyak gelar Grand Slam. Pertandingan melawan Davidovich Fokina di babak pertama Queen’s Club akan menjadi ujian awal bagi performanya di musim lapangan rumput ini.