Roberto Mancini, mantan pelatih Timnas Italia, menyatakan penyesalannya atas keputusan mundur dari jabatannya pada September 2023. Ia mengaku menyesali keputusannya tersebut, yang kemudian berujung pada penerimaan tawaran melatih Timnas Arab Saudi. Kini, Mancini terbuka mengungkapkan keinginannya untuk kembali menangani Gli Azzurri.
Masa kepelatihan Mancini di Arab Saudi terbilang singkat, hanya 18 pertandingan hingga Oktober 2024. Pengalaman ini tampaknya membuatnya merenungkan kembali keputusan yang diambilnya beberapa waktu lalu.
Kesalahan yang Dinyesali dan Peluang untuk Kembali
Mancini mengakui bahwa komunikasi yang kurang baik dengan Presiden FIGC, Gabriele Gravina, menjadi salah satu penyebab kepergiannya. Ia merasa kehilangan kepercayaan dan seharusnya lebih terbuka berkomunikasi dengan Gravina untuk menyelesaikan masalah.
“Hal-hal seperti ini bisa terjadi di dunia sepak bola. Masalahnya, ada dua atau tiga hal yang menumpuk saat itu,” ujar Mancini kepada La Gazzetta dello Sport. “Seandainya saya dan Gravina lebih sering berbicara, mungkin situasinya tidak akan berkembang sejauh itu.”
Mancini menyadari kesalahannya dalam menangani situasi tersebut. Ia seharusnya lebih proaktif berkomunikasi untuk mempertahankan posisinya.
“Memang benar, saya merasa tidak lagi mendapatkan kepercayaan seperti sebelumnya, tapi saya seharusnya membicarakan hal itu langsung kepada presiden. Itu kesalahan saya,” akunya. “Kalau saja saya melakukannya, mungkin hingga kini kami masih bekerja sama dan tengah berjuang lolos ke Piala Dunia.”
Rindu Atmosfer Coverciano dan Mimpi Piala Dunia
Mancini mengungkapkan kerinduannya pada atmosfer Coverciano, tempat latihan Timnas Italia. Baginya, melatih tim nasional adalah hal yang membanggakan.
“Tidak ada yang lebih membanggakan daripada melatih tim nasional,” ucapnya. “Saya pernah meraih trofi bersama klub, tapi menang bersama Italia itu berbeda. Rasanya luar biasa.”
Ia merasa sangat nyaman dan bahagia selama di Coverciano. Meskipun kembali melatih Timnas Italia akan menjadi tantangan besar dan penuh risiko, Mancini siap menerimanya.
“Tentu saja itu akan menjadi tantangan besar, penuh risiko. Tapi, kadang kita memang harus berani ambil risiko, bukan begitu?” tambahnya. Keinginan untuk kembali ke timnas juga diiringi oleh mimpinya untuk meraih Piala Dunia bersama Italia.
Mancini mengakui kegagalan membawa Italia ke Piala Dunia 2022 sebagai satu-satunya penyesalan. Ia menegaskan bahwa mimpinya untuk mengangkat trofi Piala Dunia bersama Gli Azzurri belum padam.
“Itulah satu-satunya penyesalan saya bersama para tifosi. Seperti yang selalu saya katakan: saya ingin, dan masih ingin, memenangi Piala Dunia bersama Italia,” tegasnya.
Hubungan dengan Gravina dan Kandidat Pengganti Spalletti
Mancini memastikan bahwa hubungannya dengan Gravina telah membaik. Ia optimistis bahwa peluang untuk kembali melatih Timnas Italia masih terbuka.
“Sudah beberapa bulan saya mengatakan bahwa keputusan saya waktu itu keliru, dan saya tidak akan mengulanginya,” ujar Mancini. “Saya tidak melihat adanya masalah. Kami sudah pernah bertemu dan berbicara.”
Ia juga menyatakan masih berkomunikasi dengan mantan anak asuhnya di Timnas Italia, meskipun tidak dalam beberapa hari terakhir. Sementara itu, menurut laporan Football Italia, Gennaro Gattuso menjadi kandidat terkuat untuk menggantikan Luciano Spalletti.
Gattuso dikabarkan telah melakukan pembicaraan dengan Gianluigi Buffon, Kepala Delegasi Timnas Italia. Situasi ini menunjukkan bahwa perebutan kursi pelatih Timnas Italia masih sangat dinamis dan menarik untuk diikuti.
Mancini mengakui kesalahannya dan berharap dapat memperbaiki hubungan dengan Gravina. Keinginannya untuk kembali memimpin Timnas Italia, dipadukan dengan mimpinya meraih Piala Dunia, menunjukkan ambisi dan semangat juangnya yang belum padam. Masa depan Gli Azzurri pun masih menjadi pertanyaan menarik yang menanti jawabannya.