Memutuskan untuk memiliki anak merupakan langkah besar dalam kehidupan pasangan. Keputusan ini bukan hanya didasari oleh keinginan semata, melainkan juga pertimbangan matang yang melibatkan berbagai faktor, baik material maupun non-material. Psikolog keluarga dari Universitas Indonesia, Sani B Hermawan, menjelaskan beberapa pertimbangan penting yang perlu dipertimbangkan pasangan sebelum menyambut kehadiran buah hati.
Faktor Material: Kesiapan Finansial dan Fasilitas
Kesiapan finansial menjadi salah satu pertimbangan utama, terutama bagi pasangan dari kalangan menengah ke atas. Mereka akan memperhitungkan biaya hidup anak, mulai dari kebutuhan pokok hingga pendidikan.
Pasangan juga mempertimbangkan fasilitas yang memadai untuk menunjang tumbuh kembang anak. Hal ini termasuk tempat tinggal yang nyaman dan aman.
Namun, Sani menekankan bahwa pertimbangan material ini lebih dominan pada pasangan berpendidikan tinggi atau berpenghasilan menengah ke atas.
Pada kalangan bawah, faktor material seringkali bukan prioritas utama. Kehadiran anak diterima apa adanya.
Faktor Non-Material: Kesiapan Mental dan Emosional
Selain faktor material, kesiapan mental dan emosional juga krusial. Banyak pasangan merasa ragu dan khawatir akan kemampuan mereka sebagai orang tua.
Ketakutan akan kegagalan dalam mendidik anak atau kekhawatiran anak tidak tumbuh sehat menjadi hal yang lumrah.
Konsultasi dengan psikolog atau kerabat yang berpengalaman sangat disarankan untuk mengatasi kekhawatiran tersebut. Membangun rasa percaya diri dan keyakinan menjadi orang tua yang baik sangat penting.
Mengatasi Rasa Tak Siap yang Abadi
Penting diingat bahwa rasa tidak siap atau merasa kurang dalam membimbing anak merupakan hal yang wajar. Perjalanan pengasuhan anak adalah proses belajar terus-menerus.
Orang tua perlu terus memperbaiki gaya pengasuhan dan belajar untuk memberikan yang terbaik bagi anak. Perlu disadari bahwa tidak ada orang tua yang sempurna.
Keputusan Bersama dan Kesepakatan Pasangan
Keputusan untuk memiliki anak harus didasari kesepakatan bersama dan kesadaran penuh dari kedua pasangan. Hal ini bertujuan untuk menghindari beban yang tidak seimbang dan potensi konflik dalam rumah tangga.
Komunikasi yang terbuka dan jujur antara pasangan sangat penting. Saling memahami dan menghargai perspektif masing-masing akan memperkuat ikatan dan membangun fondasi keluarga yang kokoh.
Dengan mempertimbangkan seluruh faktor di atas, pasangan dapat mengambil keputusan yang bijak dan bertanggung jawab dalam merencanakan kehamilan. Menjadi orang tua membutuhkan komitmen, kesabaran, dan cinta yang tulus. Mempersiapkan diri secara matang baik dari segi material maupun non-material akan meningkatkan peluang keberhasilan dalam membina keluarga bahagia. Proses pengasuhan anak adalah sebuah perjalanan panjang yang penuh tantangan dan kebahagiaan, dan kesiapan yang matang akan mempermudah perjalanan tersebut.