Orang Tua Laporkan Dedi Mulyadi ke Bareskrim: Kasus Siswa Barak

Playmaker

Orang Tua Laporkan Dedi Mulyadi ke Bareskrim: Kasus Siswa Barak
Sumber: Detik.com

Orang tua murid dari Bekasi, Jawa Barat, melaporkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ke Bareskrim Polri. Laporan tersebut terkait kebijakan Dedi Mulyadi yang mengirimkan siswa bermasalah ke barak militer.

Pelaporan ini dilakukan oleh Adhel Setiawan, yang menilai kebijakan tersebut berpotensi melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak.

Tuduhan Pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Anak

Adhel Setiawan, selaku pelapor, menyerahkan sejumlah barang bukti ke Bareskrim Polri. Ia menduga kebijakan Dedi Mulyadi melanggar Pasal 76H Undang-Undang Perlindungan Anak.

Pasal tersebut melarang pelibatan anak dalam kegiatan militer, dengan ancaman hukuman penjara hingga 5 tahun.

Adhel menekankan pentingnya dasar hukum yang jelas dalam setiap kebijakan. Ia menganggap kebijakan Gubernur tidak sesuai dengan pembentukan karakter peserta didik yang baik.

Kritik terhadap Metode Pembentukan Karakter

Adhel mempertanyakan metode yang digunakan dalam program tersebut. Ia menilai metode tersebut tidak melibatkan tenaga ahli pendidikan yang memahami psikologi anak.

Menurutnya, mengurung anak di barak militer, mencukur rambut mereka, dan menyuruh mereka merangkak di tanah kotor bukanlah cara yang tepat untuk membentuk karakter.

Ia berpendapat bahwa pendekatan tersebut justru berpotensi traumatis bagi anak-anak yang terlibat.

Proses Hukum dan Harapan Pelapor

Bareskrim Polri akan menindaklanjuti laporan tersebut. Adhel telah diinformasikan bahwa ia akan dipanggil kembali untuk melengkapi bukti-bukti.

Proses pengumpulan bukti dan penyelidikan akan menentukan langkah selanjutnya dari pihak kepolisian.

Adhel berharap aduannya dapat dikaji secara menyeluruh oleh Bareskrim Polri untuk memastikan keadilan bagi anak-anak yang terdampak kebijakan tersebut.

Ia berharap kasus ini dapat menjadi pembelajaran penting bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan yang berpihak pada kepentingan terbaik anak.

Kasus ini menyoroti pentingnya pertimbangan matang dan pendekatan yang tepat dalam menangani masalah anak bermasalah. Harapannya, kejadian ini mendorong evaluasi menyeluruh terhadap program-program serupa di masa mendatang, demi memastikan perlindungan dan kesejahteraan anak-anak di Jawa Barat.

Popular Post

Kuasai Skill AI: Raih Lowongan Kerja Masa Depan

Teknologi

Kuasai Skill AI: Raih Lowongan Kerja Masa Depan

Revolusi AI: Pekerjaan Apa yang Aman dan Keterampilan Apa yang Harus Anda Miliki? Perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) telah dan ...

Transjakarta Rute Baru Sawangan-Bekasi: Tarif & Jadwal Lengkap

Otomotif

Transjakarta Rute Baru Sawangan-Bekasi: Tarif & Jadwal Lengkap

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan layanan transportasi publik. Langkah terbaru yang diambil adalah peluncuran dua rute baru Transjabodetabek. ...

Dapatkan Saldo DANA Gratis! Link Kaget Hari Ini Terupdate

Teknologi

Dapatkan Saldo DANA Gratis! Link Kaget Hari Ini Terupdate

Di awal bulan Juni 2025, banyak yang mencari solusi untuk menambah saldo digital. Fitur DANA Kaget menjadi pilihan menarik. Namun, ...

HP Lemot Memori Penuh? Atasi Sekarang Juga!

Teknologi

HP Lemot Memori Penuh? Atasi Sekarang Juga!

Memori penuh pada ponsel pintar memang sering menjadi masalah yang mengganggu. Kecepatan ponsel melambat, aplikasi menjadi *laggy*, bahkan hingga *crash*. ...

Klaim Kode Redeem FF 14 Mei: Dapatkan Skin SG2 Gratis!

Teknologi

Klaim Kode Redeem FF 14 Mei: Dapatkan Skin SG2 Gratis!

Pecinta Free Fire! Ingin mendapatkan diamond dan skin SG2 secara gratis? Kode Redeem FF hadir sebagai kesempatan untuk mendapatkan berbagai ...

Dapatkan Saldo DANA Gratis Ratusan Ribu, Klaim Sekarang!

Teknologi

Dapatkan Saldo DANA Gratis Ratusan Ribu, Klaim Sekarang!

Raih Saldo Gratis DANA Kaget: Panduan Lengkap dan Tips Aman Awal Juni 2025 kembali menghadirkan kesempatan bagi pengguna DANA untuk ...