Perseteruan antara Elon Musk dan Donald Trump kembali menjadi sorotan. Miliarder pemilik X (sebelumnya Twitter) itu menyampaikan penyesalan atas beberapa kritik pedasnya terhadap mantan presiden Amerika Serikat tersebut. Pernyataan ini muncul beberapa hari setelah Trump mengancam Musk dengan “konsekuensi serius”.
Perubahan sikap Musk ini menandai babak baru dalam hubungan keduanya yang sempat dekat. Pergeseran hubungan tersebut dipicu oleh perbedaan pandangan mengenai kebijakan ekonomi Trump.
Perselisihan Publik Musk dan Trump
Puncak konflik terjadi setelah Musk mengkritik keras “One Big Beautiful Bill Act”, RUU anggaran federal yang dia nilai akan menambah defisit anggaran AS hingga US$3 triliun dalam satu dekade. Ia menyebut RUU tersebut sebagai “kekejian”.
Ketegangan semakin meningkat ketika Musk merespon unggahan komentator konservatif Ian Miles Cheong yang menyarankan pemakzulan Trump. Jawaban singkat Musk, “Ya,” memicu reaksi keras dari Trump dan menimbulkan spekulasi luas.
Dari Dukungan ke Kritik Keras
Sikap Musk ini sangat bertolak belakang dengan pernyataan sebelumnya. Pada Februari 2025, Musk menyatakan kekagumannya pada Trump, bahkan menyebut dirinya “sangat menyukai Donald Trump”.
Hubungan dekat mereka sebelumnya ditandai dengan dukungan finansial Musk yang signifikan terhadap kampanye Trump pada pemilihan presiden 2024. Musk bahkan mengklaim berperan penting dalam kemenangan Partai Republik di Kongres.
Trump bahkan menunjuk Musk untuk memimpin tim efisiensi pemerintahan, dengan target pemangkasan anggaran. Namun, dukungan dan kepercayaan itu kini telah sirna, digantikan oleh kritik dan perselisihan publik yang sengit.
Dampak Politik dan Bisnis
Perseteruan ini menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap lanskap politik AS. Sikap Musk yang berubah drastis terhadap Trump dapat mempengaruhi opini publik dan dinamika politik internal Partai Republik.
Selain itu, perselisihan ini juga menimbulkan spekulasi mengenai potensi dampaknya pada bisnis Musk. Hubungan yang memburuk dengan Trump dapat berdampak pada berbagai aspek bisnisnya, terutama yang terkait dengan regulasi pemerintah.
Dukungan sebelumnya yang diberikan Musk pada Trump merupakan investasi politik yang besar. Perubahan sikapnya kini menimbulkan pertanyaan akan strategi politik jangka panjang yang akan ditempuh oleh Musk.
Ancaman Trump terhadap Musk juga menimbulkan pertanyaan akan seberapa jauh mantan Presiden AS tersebut akan menggunakan pengaruhnya untuk membalas kritik yang ditujukan kepadanya. Ini merupakan perkembangan yang perlu dipantau secara seksama.
Kesimpulannya, perselisihan antara Elon Musk dan Donald Trump merupakan sebuah studi kasus yang menarik mengenai hubungan yang rumit antara bisnis, politik, dan pengaruh personal. Perkembangan selanjutnya akan menentukan dampak jangka panjang dari perseteruan ini baik pada kehidupan politik maupun bisnis di Amerika Serikat.