Bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Cigintung dan Sukamulya, Desa Pasirmunjul, Purwakarta, Jawa Barat, telah mengakibatkan kerusakan besar. Puluhan rumah warga mengalami kerusakan parah, memaksa lebih dari 50 keluarga mengungsi. Pemerintah setempat telah menyatakan wilayah tersebut sebagai zona rawan bencana dan berencana merelokasi seluruh penduduk.
Pergerakan tanah yang berujung pada bencana ini sebenarnya sudah terdeteksi sejak April 2025. Namun, puncaknya terjadi pada Rabu malam, 11 Juni 2025, menyebabkan sejumlah rumah ambruk dan rata dengan tanah.
Kerusakan Rumah dan Infrastruktur Akibat Pergerakan Tanah
Sedikitnya 48 rumah warga terdampak pergerakan tanah. Dari jumlah tersebut, 25 rumah mengalami kerusakan parah, bahkan rata dengan tanah.
Warga Kampung Cigintung terlihat panik dan bergegas menyelamatkan barang-barang berharga mereka pada Kamis pagi, 12 Juni 2025. Mobil bak terbuka hilir mudik mengangkut barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
Bukan hanya rumah warga yang rusak, infrastruktur jalan di kampung tersebut juga terdampak. Beberapa ruas jalan mengalami keretakan dan ambles hingga kedalaman dua meter.
Kisah Warga yang Terdampak Bencana
Susilawati (34), salah satu warga yang rumahnya hancur, menceritakan awal mula bencana. Ia merasakan tanda-tanda pergerakan tanah sejak bulan Ramadan lalu, berupa retakan-retakan kecil di tanah.
Retakan-retakan tersebut semakin parah hingga puncaknya pada Rabu malam. Susilawati dan keluarganya terpaksa mengungsi karena rumahnya tidak lagi aman untuk ditinggali.
Suara gemuruh terdengar saat rumah-rumah mulai runtuh. Susilawati dan warga lainnya segera menyelamatkan diri, dan sebagian mengungsi ke GOR desa atau rumah kerabat.
Upaya Pemerintah dan Rencana Relokasi
Kepala Pelaksana BPBD Purwakarta, Heryadi Erlan, mengungkapkan bahwa total ada 48 rumah yang rusak. Jumlah keluarga yang terdampak mencapai 55 keluarga.
Pemerintah setempat telah menyatakan bahwa wilayah tersebut masuk zona rawan pergerakan tanah dan tidak layak huni. Relokasi warga menjadi solusi yang diputuskan pemerintah untuk memastikan keselamatan mereka.
Warga akan direlokasi sementara mereka mengungsi ke rumah sanak saudara. Pemerintah akan terus memantau situasi dan memberikan bantuan yang dibutuhkan bagi para pengungsi.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat di daerah rawan pergerakan tanah. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana serupa di masa mendatang. Semoga upaya relokasi dan bantuan yang diberikan dapat meringankan beban para korban dan mempercepat pemulihan pasca bencana.