Indonesia tengah berupaya keras meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga mencapai target 8% seperti yang dicanangkan pemerintah. Namun, mencapai angka tersebut membutuhkan lompatan besar dan investasi yang sangat signifikan.
Selama dua dekade terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung stagnan di kisaran 5%. Meskipun angka ini terbilang baik di tengah perlambatan ekonomi global, Indonesia perlu berbuat lebih untuk mencapai potensi maksimalnya.
Investasi Jumbo untuk Pertumbuhan Ekonomi 8%
Menurut analisis Prasasti Center for Policy Studies, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%, Indonesia membutuhkan investasi mencapai Rp 13.000 triliun. Jumlah ini setara dengan dua pertiga dari ukuran ekonomi Indonesia saat ini.
Salah satu faktor penghambat utama adalah rendahnya rasio penerimaan negara, yang hanya mencapai 12% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sebagai perbandingan, negara tetangga seperti Kamboja telah mencapai 18%, menunjukkan potensi peningkatan yang signifikan bagi Indonesia.
Tantangan Global dan Strategi Akselerasi Pertumbuhan
Stagnasi ekonomi Indonesia selama dekade terakhir juga dipengaruhi oleh berbagai tantangan global. Pandemi COVID-19, perang di Eropa Timur dan Timur Tengah, inflasi, dan suku bunga tinggi telah mengubah lanskap ekonomi global.
Meskipun ekonomi dunia sedang melemah, hal ini justru dianggap sebagai momentum bagi Indonesia untuk melakukan terobosan dan percepatan pertumbuhan ekonomi. Prasasti berfokus pada tiga program utama untuk mencapai hal ini.
- Kajian ekonomi triwulanan berbasis data untuk analisis yang akurat dan terpercaya.
- Forum dialog strategis dengan pemangku kepentingan untuk kolaborasi dan sinergi kebijakan.
- Pendampingan kajian dan analisa untuk isu dan topik spesifik guna memberikan solusi yang tepat sasaran.
Semua analisis dan rekomendasi kebijakan yang dikeluarkan oleh Prasasti akan berbasis data (data-driven) untuk menghindari asumsi dan memastikan akurasi informasi.
Sektor Prioritas dan Rekomendasi Kebijakan
Sektor-sektor prioritas yang akan menjadi fokus kajian Prasasti meliputi program swasembada pangan, transisi energi, dan ketahanan air. Ketiga bidang ini dianggap sebagai kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan.
Untuk mencapai pertumbuhan 8%, Indonesia juga perlu meningkatkan produktivitas tenaga kerja sebesar 3,5% per tahun. Ini membutuhkan kolaborasi dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat.
Di sisi fiskal, Prasasti merekomendasikan reformasi sistem perpajakan dan perluasan basis pajak. Dengan optimalisasi saja, potensi tambahan penerimaan negara bisa mencapai Rp 500 triliun per tahun.
Prasasti juga akan memantau implementasi program strategis pemerintah, seperti Perumahan Nasional dan Sekolah Garuda, dan memberikan masukan konstruktif berdasarkan riset berbasis bukti (evidence-based research).
Meskipun ambisius, target pertumbuhan ekonomi 8% bukanlah hal yang mustahil. Dengan kombinasi kebijakan yang tepat dan iklim investasi yang kondusif, Indonesia berpotensi menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia. Kolaborasi dan komitmen semua pihak menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target tersebut.