Paris Saint-Germain (PSG) menorehkan sejarah baru dalam dunia sepak bola. Untuk pertama kalinya, klub Ligue 1 Prancis ini berhasil mengangkat trofi Liga Champions, mengalahkan Inter Milan dengan skor fantastis 5-0 di Allianz Arena, Munich, Minggu dini hari WIB, 1 Juni 2025. Kemenangan telak ini bukan hanya sekadar raihan trofi, melainkan juga bukti nyata dominasi PSG di kancah Eropa.
Pertandingan tersebut menjadi demonstrasi kekuatan luar biasa Les Parisiens. Intensitas permainan mereka tak terbendung, membuat pertahanan Inter Milan yang biasanya kokoh tampak tak berdaya. Sejak menit awal, PSG menunjukkan ambisi besar untuk meraih kemenangan.
Dominasi PSG di Babak Pertama
Keunggulan PSG sudah terlihat sejak menit-menit awal. Achraf Hakimi membuka keran gol pada menit ke-12 dengan tendangan presisi yang tak mampu dihentikan kiper Yann Sommer.
Delapan menit berselang, Desire Doue, pemain muda berbakat PSG, memperbesar keunggulan menjadi 2-0. Gol tersebut menunjukkan kualitas dan ketenangan Doue dalam memanfaatkan peluang.
Inter Milan tampak kehilangan arah di babak pertama. Dua gol cepat PSG membuat mereka tertekan dan kesulitan mengembangkan permainan. Keunggulan dua gol di babak pertama menjadi pertanda buruk bagi Inter Milan.
Penderitaan Inter di Babak Kedua
Babak kedua menjadi mimpi buruk bagi Inter Milan. Mereka tak mampu bangkit dari tekanan dan justru semakin terpuruk. Doue kembali mencetak gol pada menit ke-63, memastikan dominasi PSG.
Khvicha Kvaratskhelia menambah penderitaan Inter dengan gol keempat pada menit ke-73. Kelincahannya mengelabui pertahanan Inter sebelum melepaskan tendangan akurat.
Senny Mayulu menutup pesta gol PSG dengan gol kelima pada menit ke-86. Skor akhir 5-0 menjadi bukti nyata keunggulan mutlak PSG atas Inter Milan.
Analisis Kinerja Kedua Tim
Inter Milan datang ke Munich dengan penuh harapan, setelah menyingkirkan Barcelona di semifinal. Namun, penampilan mereka di final jauh dari ekspektasi.
Yann Sommer, kiper andalan Inter, yang selama ini menjadi benteng kokoh, tampak kewalahan menghadapi gempuran serangan PSG.
Pertahanan Inter yang biasanya solid dan disiplin, malam itu justru terlihat rapuh dan mudah ditembus. Kegagalan mereka dalam mengantisipasi serangan balik cepat PSG menjadi faktor kunci kekalahan mereka.
Bagi PSG, kemenangan ini adalah bukti nyata transformasi tim. Mereka bukan lagi sekadar klub kaya raya yang hanya mengandalkan kekuatan finansial, tetapi juga sebuah tim yang solid dan terorganisir dengan baik di bawah arahan Luis Enrique.
Kemenangan ini juga menjadi bukti nyata hasil kerja keras dan strategi cerdas Luis Enrique. Ia berhasil mengubah PSG menjadi mesin gol yang tak terhentikan. PSG telah membuktikan diri sebagai raksasa baru Eropa.
Inter Milan, di sisi lain, harus menerima kenyataan pahit ini sebagai pelajaran berharga. Kekalahan telak ini akan menjadi catatan penting dalam perjalanan mereka di masa depan. PSG telah menulis sejarah baru, dan nama mereka akan selamanya terukir dalam sejarah Liga Champions.