Finlandia dikenal dunia sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik. Sistemnya berfokus pada siswa, inklusif, dan adil, menghasilkan peningkatan kemampuan kognitif dan kecerdasan siswa.
Banyak yang penasaran mengapa sistem pendidikan Finlandia begitu sukses. World Economic Forum (WEF) menjabarkan sepuluh alasan di balik keberhasilannya.
10 Alasan Sistem Pendidikan Finlandia Terbaik di Dunia
Tidak Ada Ujian Nasional
Finlandia tidak menerapkan ujian terstandar seperti Ujian Nasional (UN). Sistem ini dinilai hanya mendorong siswa menghafal, bukan memahami materi.
Penilaian siswa dilakukan secara individual oleh guru. Kementerian Pendidikan memantau kemajuan siswa secara keseluruhan.
Satu-satunya ujian adalah National Matriculation Exam, ujian matrikulasi nasional untuk siswa SMA yang ingin melanjutkan ke universitas, dan bersifat tidak wajib.
Standar Guru yang Tinggi
Finlandia menetapkan standar tinggi bagi guru. Setiap guru memiliki wewenang menilai siswa, sehingga kualifikasi mereka sangat diperhatikan.
Semua guru di Finlandia wajib memiliki gelar master (S2). Profesi guru dihormati karena proses seleksinya yang ketat.
Sekolah dapat memberikan sanksi langsung kepada guru yang kinerjanya buruk.
Kerja Sama, Bukan Kompetisi
Sistem pendidikan Finlandia tidak berfokus pada kompetisi antar sekolah atau guru. Prestasi yang dibuat-buat tidak dihargai.
Alih-alih kompetisi, kerja sama ditekankan sebagai norma sosial. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif dan mendukung.
Mementingkan Kebutuhan Dasar Siswa
Hasil reformasi bertahun-tahun, sekolah di Finlandia kini difokuskan untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa.
Sejak 1980-an, kebutuhan dasar siswa diprioritaskan. Ini termasuk makanan sekolah gratis, akses mudah ke perawatan kesehatan, konseling psikologis, dan bimbingan individual.
Pendidikan juga digunakan sebagai instrumen untuk menyeimbangkan kesenjangan sosial.
Mulai Sekolah di Usia 7 Tahun, Wajib Belajar 9 Tahun
Anak-anak di Finlandia mulai sekolah pada usia 7 tahun. Wajib belajar hanya 9 tahun, berbeda dengan Indonesia yang 12 tahun.
Setelah kelas 9 (usia 16 tahun), siswa bebas memilih jalur pendidikan selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban siswa dan mempersiapkan mereka menghadapi dunia nyata.
Perbedaan Lulusan SMA dan SMK
Finlandia menghilangkan dikotomi antara lulusan SMA dan SMK. Kedua jalur pendidikan dianggap setara dan profesional.
SMA menyiapkan siswa untuk ujian matrikulasi ke universitas, sementara SMK memfokuskan pada pelatihan keterampilan untuk berbagai karier. Lulusan SMK bisa langsung bekerja atau mengikuti ujian matrikulasi.
Sekolah Mulai Jam 9.00-9.45 Pagi
Siswa di Finlandia mulai sekolah lebih siang, antara pukul 09.00-09.45. Hal ini berdasarkan penelitian yang menunjukkan bahwa jam masuk sekolah terlalu pagi dapat mengganggu kesejahteraan siswa.
Jam sekolah biasanya berakhir pukul 14.00-14.45 siang. Beberapa sekolah juga memberikan waktu istirahat dan pelajaran yang lebih panjang.
Diajar Guru yang Sama Bertahun-tahun
Siswa seringkali memiliki guru yang sama selama enam tahun. Guru berperan sebagai mentor dan bahkan seperti anggota keluarga.
Hubungan yang kuat antara guru dan siswa memudahkan pemetaan kebutuhan belajar individual siswa secara akurat.
Suasana Belajar Santai
Suasana belajar di Finlandia santai, dengan sedikit kelas per hari. Siswa memiliki waktu luang untuk beristirahat dan bersantai.
Sekolah menyediakan waktu istirahat 15-20 menit antara kelas. Ruang guru juga dirancang nyaman untuk guru beristirahat.
Tidak Ada Pekerjaan Rumah
Siswa Finlandia memiliki pekerjaan rumah paling sedikit dibandingkan negara lain menurut OECD. Mereka hanya menghabiskan maksimal 30 menit untuk tugas sekolah di rumah.
Dengan minimnya pekerjaan rumah, siswa dapat fokus belajar di sekolah tanpa beban tambahan, sehingga mereka dapat fokus pada perkembangan pribadi.
Sistem pendidikan Finlandia membuktikan bahwa pendekatan yang berfokus pada kesejahteraan siswa, kerjasama, dan standar guru yang tinggi dapat menghasilkan hasil pendidikan yang luar biasa. Model ini menawarkan pelajaran berharga bagi negara lain yang ingin meningkatkan kualitas pendidikannya.