Hewan peliharaan semakin populer di Indonesia, tak hanya anjing dan kucing. Reptil, khususnya kura-kura darat, juga menarik perhatian banyak pemilik. Salah satu jenis kura-kura darat yang mencuri perhatian adalah sulcata, yang ternyata menawarkan potensi ekonomi yang menjanjikan.
Potensi bisnis hewan peliharaan di Indonesia memang besar. Survei Rakuten Insight Center pada tahun 2022 menunjukkan bahwa 67% penduduk Indonesia memiliki hewan peliharaan, dengan kucing sebagai yang paling populer.
Potensi Cuan Ternak Sulcata
Pandemi Covid-19 justru mendorong pertumbuhan industri hewan peliharaan. Pembatasan aktivitas membuat banyak orang mencari hobi baru, termasuk memelihara hewan.
Hal ini meningkatkan permintaan produk dan layanan terkait hewan peliharaan, membuka peluang bisnis yang menguntungkan. Sebuah survei menunjukkan 38% pemilik hewan peliharaan di Indonesia menghabiskan Rp 100.000-300.000 per bulan untuk kebutuhan hewan peliharaan mereka.
Keberlangsungan sektor ini selama tiga dekade terakhir menunjukkan potensi pertumbuhan yang stabil. Achmad Iqbal Furdausi, pemilik Bumi Reptile, berhasil meraih omzet puluhan juta rupiah per bulan dari bisnis kura-kura sulcata.
Kisah Sukses Bumi Reptile
Bumi Reptile, bisnis hewan peliharaan asal Bogor, fokus pada kura-kura darat, khususnya sulcata. Kura-kura sulcata dipilih karena daya tarik estetikanya dan perawatannya yang relatif mudah.
Iqbal memulai bisnis ini dengan modal Rp 25 juta, terinspirasi dari respon positif teman-temannya terhadap telur kura-kuranya. Sulcata dibanderol mulai dari Rp 800.000 dan diminati karena cocok sebagai hiasan dan perawatannya yang tidak merepotkan.
Strategi pemasaran yang tepat, termasuk promosi ke selebriti, membuat permintaan sulcata meningkat drastis. Bumi Reptile bahkan menerima pesanan dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Papua dan Aceh.
Strategi dan Tips Bisnis Hewan Peliharaan
Bumi Reptile menerapkan strategi bisnis hulu ke hilir. Selain menjual kura-kura, mereka juga menjual pakan, vitamin, dan perlengkapan lainnya, sebagian besar produksi sendiri.
Strategi ini meningkatkan penjualan berulang dan membangun loyalitas pelanggan. Iqbal juga aktif berinteraksi dengan pelanggan di media sosial untuk memberikan konsultasi dan edukasi.
Iqbal menekankan pentingnya kecintaan pada hewan sebagai dasar memulai bisnis hewan peliharaan. Pemahaman tentang perawatan dan kesehatan hewan juga sangat penting untuk keberhasilan bisnis ini.
Media sosial menjadi alat pemasaran yang efektif bagi Bumi Reptile. Promosi yang tepat sasaran dan interaksi aktif dengan para pengikutnya meningkatkan penjualan.
Bumi Reptile menawarkan berbagai jenis kura-kura darat dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 25 juta. Dalam sebulan, mereka mampu menjual 200-300 ekor kura-kura.
Omzet bulanan Bumi Reptile mencapai Rp 40-50 juta dari penjualan kura-kura saja. Perawatan kura-kura relatif mudah, cukup dengan penjemuran, perendaman, dan pemberian lampu untuk yang masih kecil.
Memulai bisnis hewan peliharaan memerlukan kehati-hatian. Kesejahteraan hewan harus diutamakan agar bisnis dapat berkembang secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Kesimpulannya, bisnis hewan peliharaan, khususnya kura-kura sulcata, memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan di Indonesia. Keberhasilan Bumi Reptile menunjukkan bahwa dengan strategi pemasaran yang tepat dan kecintaan pada hewan, bisnis ini dapat berkembang pesat dan memberikan keuntungan yang signifikan.