Antrean panjang orang tua siswa yang hendak melakukan verifikasi PIN Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di Surabaya beberapa waktu lalu menjadi sorotan. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pun memberikan klarifikasi terkait fenomena tersebut.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikdasmen, Gogot Suharwoto, menjelaskan bahwa antrean panjang tersebut terjadi karena adanya kesalahpahaman informasi.
Kesalahpahaman Informasi Jadi Penyebab Antrean
Menurut Gogot, para pendaftar sebenarnya telah diinformasikan bahwa verifikasi PIN dapat dilakukan di sekolah lain selain pilihan utama siswa. Sistem SPMB 2025 memberikan fleksibilitas lokasi verifikasi.
Awalnya, peserta SPMB diperbolehkan melakukan verifikasi di lima sekolah terdekat. Jumlah ini kemudian ditingkatkan menjadi sepuluh sekolah untuk meminimalisir penumpukan.
Gogot menegaskan, seharusnya tidak terjadi antrean panjang karena fleksibilitas lokasi verifikasi ini. Proses verifikasi PIN sendiri hanya untuk memastikan identitas pendaftar.
Meskipun demikian, banyak orang tua yang sudah mengantre sejak pagi hari, padahal loket verifikasi dibuka hingga pukul 17.00 WIB. Antrean pun menipis setelah pukul 12.00 WIB.
Perlunya Sosialisasi yang Lebih Masif
Kemendikdasmen mengakui perlunya sosialisasi yang lebih masif. Hal ini penting untuk menghindari kesalahpahaman serupa di masa mendatang.
Sosialisasi yang lebih efektif diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada orang tua siswa. Tujuannya agar mereka tidak salah paham terkait aturan dan pelaksanaan SPMB.
Pihak Kemendikdasmen menyadari bahwa perlu peningkatan dalam penyampaian informasi. Sosialisasi yang lebih komprehensif dan mudah dipahami diharapkan bisa mencegah kejadian serupa terulang.
Respon Pemerintah Daerah dan Pengalaman Orang Tua Siswa
Viral di media sosial video yang memperlihatkan antrean panjang di beberapa SMA di Surabaya. Orang tua siswa rela mengantre sejak dini hari untuk mendapatkan PIN pendaftaran SPMB 2025/2026.
Salah satu orang tua siswa, Anita, mengaku sudah mengantre sejak pukul 04.00 WIB di SMAN 8 Surabaya. Ia khawatir akan antrean panjang seperti yang beredar di media sosial.
Ia bahkan telah mencoba beberapa hari sebelumnya di sekolah lain, namun kuota PIN sudah penuh. Pengalaman Anita mencerminkan kesulitan yang dihadapi beberapa orang tua siswa.
Anita juga membandingkan situasi tahun ini dengan tahun lalu, mengatakan bahwa antrean tahun ini jauh lebih parah. Ia berharap sistem pengambilan PIN dapat lebih tersistem dan efisien.
Plt. Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak, menjamin tidak akan ada penumpukan calon murid dalam proses verifikasi dan validasi data. Hal ini karena opsi sekolah untuk verifikasi telah ditambah.
Jumlah sekolah yang dapat digunakan untuk verifikasi dan validasi data ditingkatkan dari 5 menjadi 10 sekolah. Langkah ini bertujuan untuk menghindari penumpukan di satu sekolah tertentu.
Emil Dardak memastikan semua calon murid akan terlayani dengan baik. Penambahan lokasi verifikasi bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan mengantisipasi penumpukan.
Dengan penambahan lokasi verifikasi, diharapkan calon siswa dapat dengan mudah menemukan tempat untuk melakukan verifikasi PIN. Sistem yang lebih efisien diharapkan dapat mencegah antrean panjang di masa mendatang.
Kejadian antrean panjang dalam proses verifikasi PIN SPMB 2025 di Surabaya menunjukkan pentingnya koordinasi dan sosialisasi yang efektif antara pemerintah pusat dan daerah. Perbaikan sistem dan penyampaian informasi yang lebih transparan diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih baik bagi para calon siswa dan orang tua mereka di tahun-tahun mendatang.