Presiden Prabowo Subianto berencana merenovasi 2 juta rumah pada tahun 2025. Program ambisius ini akan menggunakan dana APBN sebesar Rp 43,6 triliun. Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP), Fahri Hamzah, telah mengkonfirmasi rencana ini. Kementerian Keuangan telah memberikan informasi terkait anggaran dan realisasi program.
Pemerintah sebelumnya hanya mampu merenovasi sekitar 150.000 rumah per tahun. Namun, Presiden Prabowo tetap berkomitmen pada target 2 juta rumah meskipun masa pemerintahan tersisa enam bulan. Hal ini menunjukan komitmen kuat pemerintah untuk meningkatkan kualitas tempat tinggal masyarakat.
Renovasi 2 Juta Rumah: Rincian Anggaran dan Mekanisme Pelaksanaan
Program renovasi 2 juta rumah akan menelan biaya Rp 43,6 triliun dari APBN. Anggaran tersebut akan dialokasikan dengan rinci untuk berbagai keperluan.
Setiap rumah akan mendapatkan anggaran renovasi sekitar Rp 21,8 juta. Rinciannya meliputi Rp 1,8 juta untuk pelatihan dan administrasi, Rp 2,5 juta langsung untuk pemilik rumah, dan Rp 17,5 juta untuk material bangunan.
Kementerian PKP akan berkolaborasi dengan kementerian lain, khususnya Kementerian Koperasi. Kerjasama ini bertujuan untuk melibatkan Koperasi Mitra Rakyat Utama (Merakuti) dalam penyediaan material bangunan.
Kerja Sama Antar Kementerian dan Peran Koperasi
Kementerian PKP tidak akan menjalankan program ini sendirian. Kolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM sangat penting.
Koperasi Mitra Rakyat Utama (Merakuti) akan dilibatkan untuk menyediakan material bangunan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian lokal dan mempercepat proses renovasi.
Kerja sama antar kementerian ini diharapkan dapat memastikan efisiensi dan efektivitas program renovasi rumah. Transparansi dan akuntabilitas juga menjadi hal penting dalam pelaksanaan program ini.
Rumah Vertikal: Solusi Perumahan Masa Depan
Selain renovasi rumah, Presiden Prabowo juga menargetkan pembangunan 1 juta unit rumah vertikal (apartemen rakyat). Program ini terinspirasi dari kebijakan perumahan di Singapura.
Pembangunan rumah vertikal ini bertujuan untuk mengatasi backlog perumahan yang mencapai 10 juta unit. Rumah vertikal juga diharapkan mampu menata ulang kota-kota besar di Indonesia.
Kawasan kumuh dan tercemar di sepanjang pantai dan sungai akan direvitalisasi dengan pembangunan rumah vertikal bertingkat 3 hingga 30 lantai. Program ini merupakan bagian dari visi pemerintah untuk menyediakan perumahan yang layak dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.
Target keseluruhan program perumahan Presiden Prabowo adalah 3 juta unit per tahun. Ini terdiri dari 2 juta unit renovasi dan 1 juta unit pembangunan rumah vertikal. Rencana ini juga akan mencakup renovasi kawasan pesisir.
Program renovasi dan pembangunan rumah ini merupakan langkah besar pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Komitmen Presiden Prabowo untuk menyelesaikan backlog perumahan dan meningkatkan kualitas hunian menunjukkan prioritas pemerintah dalam membangun infrastruktur dan kesejahteraan rakyat. Suksesnya program ini akan berdampak signifikan pada kehidupan jutaan masyarakat Indonesia.