Artis Denada baru-baru ini menjalani operasi plastik hidung atau rinoplasti. Ia terang-terangan menyatakan tindakan tersebut semata-mata demi alasan estetika dan investasi diri untuk menunjang kariernya di industri hiburan.
Keputusan Denada ini menimbulkan pertanyaan mengenai jenis rinoplasti yang dijalaninya dan risiko yang mungkin dihadapi. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai rinoplasti dan risiko yang menyertainya, berdasarkan keterangan dari para ahli.
Rinoplasti: Estetika vs. Rekonstruksi
Terdapat dua jenis utama rinoplasti: rekonstruksi dan estetik. Rinoplasti rekonstruksi bertujuan memperbaiki hidung yang cacat sejak lahir atau rusak akibat kecelakaan.
Berbeda dengan rinoplasti estetik yang fokus pada peningkatan penampilan hidung. Prosedur ini bertujuan mengubah bentuk hidung agar lebih sesuai dengan keinginan pasien, misalnya mengubah hidung pesek menjadi lebih mancung.
Risiko Operasi Plastik Hidung: Ancaman yang Perlu Diperhatikan
Sebelum memutuskan menjalani rinoplasti, penting untuk memahami risiko yang mungkin terjadi. Konsultasi menyeluruh dengan dokter spesialis bedah plastik sangat dianjurkan.
Beberapa risiko tersebut dapat dibagi menjadi risiko yang berhubungan dengan pembiusan dan pembedahan itu sendiri.
1. Risiko Pembiusan
Salah satu risiko yang mungkin terjadi adalah komplikasi selama pembiusan. Kondisi seperti tekanan darah turun drastis, pecahnya pembuluh darah, atau bahkan serangan jantung bisa terjadi.
Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh sebelum operasi sangat penting. Pemeriksaan tersebut dapat mencakup CT Scan, tes darah, rontgen paru-paru atau kepala, dan fungsi ginjal, paru-paru, dan hati.
Pemeriksaan rinci lebih ditekankan pada rinoplasti rekonstruksi. Rinoplasti estetik umumnya cukup dengan pemeriksaan darah saja, namun tetap ikuti arahan dokter.
2. Risiko Pembedahan
Selain risiko pembiusan, ada pula risiko selama prosedur pembedahan itu sendiri. Komplikasi yang tidak terduga dapat muncul di tengah operasi.
Ketidakpastian ini menjadi bagian yang tak terelakkan dari setiap tindakan bedah, sehingga penting untuk mempertimbangkannya dengan matang.
3. Kemungkinan Operasi Berlanjut
Rinoplasti, baik rekonstruksi maupun estetik, mungkin tidak selalu selesai dalam satu sesi operasi. Terkadang, dibutuhkan beberapa sesi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Hal ini terutama berlaku untuk rinoplasti rekonstruksi yang terkadang melibatkan beberapa tahap perbaikan. Dokter akan menjelaskan secara detail rencana operasi sebelum prosedur dimulai.
4. Hasil Tidak Sesuai Ekspektasi
Salah satu risiko paling subjektif adalah hasil operasi yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasien. Hal ini dapat terjadi jika komunikasi antara pasien dan dokter kurang efektif.
Konsultasi langsung dengan dokter yang akan melakukan operasi sangat penting untuk memastikan keselarasan antara harapan pasien dan kemampuan dokter.
5. Risiko Implan Silikon
Pada rinoplasti implan yang menggunakan silikon, terdapat risiko implan tersebut keluar dari tempatnya. Meskipun silikon yang digunakan adalah jenis medis, tetap ada kemungkinan komplikasi.
Jika implan terlalu panjang misalnya, risiko implan terlihat atau keluar dari hidung akan meningkat. Pemilihan ukuran dan teknik pemasangan yang tepat oleh dokter berpengaruh besar.
6. Risiko Penyerapan Tulang
Pada rinoplasti yang menggunakan tulang sendiri (autograft), seperti tulang rawan dari iga atau telinga, terdapat risiko tulang tersebut diserap tubuh.
Akibatnya, bentuk hidung yang baru terbentuk dapat berubah dan ketinggian hidung dapat berkurang. Komplikasi ini perlu dipertimbangkan sebelum memilih metode ini.
Selain risiko di atas, perdarahan juga merupakan komplikasi yang mungkin terjadi baik pada rinoplasti implan maupun tulang. Semua risiko ini perlu dipertimbangkan secara matang sebelum memutuskan untuk melakukan operasi plastik hidung.
Kesimpulannya, keputusan untuk menjalani rinoplasti, baik estetik maupun rekonstruksi, merupakan keputusan pribadi yang perlu dipertimbangkan secara matang. Penting untuk memahami risiko yang ada dan memilih dokter yang berpengalaman dan terpercaya. Komunikasi yang terbuka dan jelas antara pasien dan dokter sangat krusial untuk meminimalisir risiko dan mencapai hasil yang memuaskan.