Kenaikan kasus COVID-19 di beberapa negara Asia, termasuk Singapura, Thailand, Hong Kong, dan Malaysia pada akhir Mei lalu, kembali menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap pandemi ini. Meskipun situasi saat ini jauh berbeda dari puncak pandemi, ancaman virus SARS-CoV-2 masih ada, terutama bagi kelompok rentan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan vaksinasi ulang COVID-19, khususnya bagi lansia dan individu dengan komorbiditas berat. Rekomendasi ini menekankan pentingnya perlindungan berkelanjutan bagi kelompok yang paling berisiko mengalami komplikasi serius.
Rekomendasi WHO dan Langkah Antisipatif Pemerintah Indonesia
Vaksinasi penguat (booster) COVID-19 direkomendasikan WHO satu tahun setelah vaksinasi sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan imunitas dan melindungi kelompok berisiko tinggi dari infeksi parah.
Menanggapi peningkatan kasus di beberapa negara tetangga, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia telah mengeluarkan surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan. Surat edaran ini ditujukan kepada seluruh jajaran kesehatan di daerah, termasuk Dinas Kesehatan.
Pentingnya Surveilans dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. Tjandra Yoga Aditama, menekankan perlunya surveilans epidemiologi yang sistematis dan berkelanjutan. Surveilans ini akan membantu memantau jumlah kasus, kematian, dan pasien yang dirawat di fasilitas kesehatan.
Selain surveilans epidemiologi, surveilans genomik juga sangat penting untuk mengidentifikasi varian atau subvarian virus yang beredar. Informasi ini krusial untuk memberikan respon yang tepat dan mengedukasi masyarakat.
Prof. Tjandra juga mengingatkan akan pentingnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS merupakan kunci utama untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi risiko terkena COVID-19 maupun penyakit lainnya.
Ia menekankan bahwa PHBS harus terus diterapkan, terlepas dari ada atau tidaknya peningkatan kasus COVID-19. Ini merupakan strategi jangka panjang untuk menjaga kesehatan masyarakat.
Situasi COVID-19 di Jakarta dan Respon Pemerintah Daerah
Di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyatakan akan menunggu arahan dari Kemenkes terkait penanganan peningkatan kasus COVID-19 di wilayahnya. Ia menyerahkan keputusan, termasuk imbauan penggunaan masker di transportasi umum, sepenuhnya kepada Kemenkes.
Data terbaru menunjukkan terdapat 17 kasus positif COVID-19 di Jakarta pada periode tertentu. Dua kasus di Jakarta Timur telah dinyatakan sembuh, sementara 15 kasus lainnya tercatat di Jakarta Selatan.
Meskipun terjadi peningkatan kasus di beberapa wilayah, Prof. Tjandra menghimbau agar masyarakat tidak panik. Namun, kewaspadaan dan penerapan PHBS tetap sangat penting untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Pemerintah pusat dan daerah harus terus berkoordinasi dalam melakukan surveilans dan edukasi kesehatan masyarakat. Hal ini penting agar Indonesia dapat menghadapi potensi peningkatan kasus COVID-19 dengan terencana dan efektif. Kesiapsiagaan dan respons cepat tetap menjadi kunci dalam menghadapi ancaman pandemi yang berkelanjutan ini.
Ke depan, peningkatan kapasitas laboratorium untuk deteksi varian baru dan penyediaan vaksin yang sesuai akan sangat penting. Kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat merupakan kunci keberhasilan dalam mencegah lonjakan kasus COVID-19 di masa mendatang.
Dengan tetap waspada dan menerapkan PHBS, kita dapat bersama-sama melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita dari ancaman COVID-19. Informasi yang akurat dan edukasi kesehatan yang berkelanjutan akan memperkuat upaya kolektif dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025