Baru-baru ini, sebuah video beredar luas di media sosial. Video tersebut menampilkan adegan polisi yang menangkap mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi), keluarganya, dan beberapa pejabat penting. Banyak yang bertanya-tanya akan kebenarannya.
Tim Cek Fakta Kompas.com telah melakukan penelusuran dan menemukan fakta mengejutkan di balik video tersebut. Ternyata, video ini adalah konten manipulatif yang bermaksud menyindir.
Video Manipulatif Beredar di Media Sosial
Video kontroversial ini pertama kali muncul di beberapa akun Facebook dan TikTok. Narasi yang menyertainya singkat dan provokatif, menyatakan polisi “menjemput” Jokowi dan beberapa pejabat lainnya.
Unggahan-unggahan tersebut tersebar cepat, menimbulkan kekhawatiran dan kebingungan di kalangan masyarakat. Hal ini mendorong Kompas.com untuk melakukan verifikasi menyeluruh.
Asal-Usul Video Satire
Setelah ditelusuri, terdapat watermark “PixVerse.ai” di pojok kanan atas video. PixVerse.ai adalah platform berbasis kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan pengguna membuat video dari teks, gambar, atau karakter.
Keberadaan watermark tersebut mengkonfirmasi bahwa video tersebut memang dibuat menggunakan teknologi AI. Gambar-gambar yang digunakan dalam video juga berasal dari berbagai sumber daring, termasuk portal berita terkenal.
Foto-foto Jokowi, keluarganya, dan para pejabat lainnya diambil dari berbagai sumber berita online yang telah dipublikasikan sebelumnya. Sumber-sumber ini telah diverifikasi dan dikonfirmasi keasliannya.
Analisis dan Interpretasi Konten Satire
Para pengguna media sosial menjuluki video ini sebagai “video polisi TikTok”. Video ini termasuk konten satire, merupakan respons atas kondisi politik, sosial, dan ekonomi di Indonesia.
Video tersebut tampaknya dibuat untuk mengkritik kebijakan Jokowi selama masa jabatannya. Kritik tersebut difokuskan pada dugaan kerugian masyarakat dan keuntungan yang didapat oleh keluarga serta lingkaran dekatnya.
Ini bukan pertama kalinya Kompas.com menemukan konten “polisi TikTok”. Sebelumnya, beberapa video serupa telah diidentifikasi sebagai satire dan telah dilakukan klarifikasi.
Penggunaan teknologi AI dalam pembuatan video satire ini menunjukkan perkembangan teknologi dan potensi penyalahgunaannya. Penting bagi masyarakat untuk waspada dan selalu memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya.
Penting untuk diingat bahwa satire adalah bentuk ekspresi artistik. Meskipun demikian, perlu adanya bijak dalam menggunakan teknologi dan memastikan tidak menyebarkan informasi yang menyesatkan.
Kesimpulannya, video yang beredar tersebut bukanlah kejadian nyata. Video tersebut adalah konten satire yang dibuat menggunakan teknologi AI dan bertujuan untuk mengkritik kebijakan pemerintahan sebelumnya.
Kejadian ini menyoroti pentingnya literasi digital dan kemampuan kritis dalam menilai informasi yang diterima dari berbagai platform media sosial. Masyarakat harus selalu teliti dan cerdas dalam menyaring informasi agar tidak terjebak hoaks atau informasi yang menyesatkan.